- tvOnenews/A.R Safira
Detik-detik Kacab Bank Teriak 'Tolong Ini Penculikan' Sebelum Tewas Gegara Komplotan Sadis
Jakarta, tvOnenews.com – Rangkaian panjang skenario penculikan yang menewaskan Kepala Cabang Pembantu (Kacab) salah satu bank BUMN di Cempaka Putih, Mohamad Ilham Pradipta (37), akhirnya terkuak.
Hal itu, setelah Polda Metro Jaya menggelar rekonstruksi alias reka ulang adegan lengkap dengan menghadirkan seluruh tersangka, termasuk dua prajurit TNI.
Reka adegan yang berlangsung lebih dari 60 adegan itu membuka bagaimana Ilham diculik, dianiaya, hingga akhirnya dibuang dalam kondisi mengenaskan di Bekasi.
Kasus ini bermula ketika Dwi Hartanto dan rekannya, Ken, merancang penculikan untuk mengambil uang dari rekening dormant pada bank tempat Ilham bekerja. Untuk mengeksekusi rencana, keduanya menghubungi Kopda Feri Herianto yang kemudian menarik dua prajurit lain, Serka M. Natsir dan Serka Franky Yari alias Pace.
Prajurit TNI itu sepakat ikut dalam rencana penculikan dengan imbalan sekitar Rp145 juta. Feri kemudian mencari eksekutor lapangan, hingga menemukan Erasmus Wawo beserta komplotannya yaitu Johannes Ronald Sebenan, Emanuel Woda Bertho, dan Reviando Aquinas.
Dalam reka adegan, Feri memberikan uang operasional Rp350 ribu untuk membeli perlengkapan penculikan, termasuk handuk, masker, dan lakban hitam. Pada 20 Agustus 2025, para pelaku bergerak menggunakan dua mobil Avanza Silver dan Calya menuju Lotte Mart Pasar Rebo, tempat korban hendak meeting.
Begitu Ilham mendekati mobil Avanza, Erasmus langsung menariknya masuk. CCTV memperlihatkan Avanza parkir rapat di sebelah kendaraan korban sesaat sebelum eksekusi. Dalam mobil, Ilham berusaha melawan. Reka adegan memerlihatkan ia dipukul berkali-kali, ditutup mulutnya dengan handuk, lalu diikat tangan, kaki, dan matanya dengan lakban.
“Korban berontak, teriak-teriak dari dalam mobil,” ujar penyidik saat membacakan adegan ke-33, dikutip, Senin, 17 November 2025.
Saat melintas di depan Kodam Jaya, Ilham kembali berupaya kabur. Namun Erasmus kembali menghantam lengan dan kepalanya sambil mengancam, "Kamu jangan melawan kalau mau diantar balik," kata penyidik.
Para pelaku kemudian bertemu Serka Natsir di Kemayoran yang datang dengan Toyota Fortuner. Di titik ini, Ilham dipindahkan karena Erasmus menolak melanjutkan perjalanan, takut aksinya ketahuan. Saat dipindah, korban kembali melawan. Ia bahkan sempat tersungkur ke jalan dan berteriak keras: