- Istimewa
Bahas Kebijakan Presiden Prabowo kepada Pemuda, PP KAMMI Gelar Diskusi Strategis
Terkait konteks politik nasional, Al Farisi mengingatkan potensi sentralisasi kekuasaan:
“Presiden kita Prabowo ingin menciptakan sistem pemerintahan yang bersifat komando.”
Ia menilai bahwa tren perluasan peran TNI dan retorika seperti “diktator baik hati” merupakan tanda bahaya yang harus direspons oleh gerakan pemuda.
Refleksi Sejarah & Tuntutan Akselerasi Pemuda
Sementara itu, Muhammad Liputra, Kepala Bidang Sejarah dan Kebudayaan PP KAMMI, mengingatkan kembali kekuatan pemuda dalam sejarah bangsa.
"80 tahun lalu, orasi Bung Tomo mampu menggerakkan pemuda Surabaya mempertahankan kemerdekaan," ucap Putra.
Namun Putra menegaskan bahwa tantangan pemuda hari ini berbeda, pemuda membutuhkan dukungan kebijakan yang serius dan pola gerakan yang relevan dengan tujuan zaman, mengisi kemerdekaan, memperkuat daya saing nasional, dan mengejar kemajuan negara-negara lain di dunia.
"Tantangan pemuda hari ini begitu kompleks, sehingga membutuhkan dukungan kebijakan dari pemerintah yang pro terhadap pemuda," lanjut Putra.
Diakhir, putra menyampaikan bahwa Indonesia seharusnya bisa lebih maju mengingat kemerdekaannya jauh lebih dahulu dibanding negara-negara seperti Vietnam, Korea, maupun Jepang yang hancur pasca Perang Dunia Kedua.
"Harusnya Indonesia lebih maju daripada negara lain, mengingat Indonesia lebih dulu merdeka," tutupnya.