- tvOnenews.com/Julio Trisaputra
Ketua DPC Gerindra Nganjuk Tegas Tolak Budi Arie Gabung ke Partai Besutan Prabowo
Nganjuk, tvOnenews.com - Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Gerindra Kabupaten Nganjuk menolak rencana bergabungnya Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi, ke Partai Gerindra.
Penolakan tersebut disampaikan secara tegas sebagai bentuk sikap politik kader daerah yang menilai langkah itu tidak sesuai dengan semangat perjuangan partai.
Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Nganjuk, Jianto, menegaskan bahwa bersama seluruh kader di daerah menolak wacana Budi Arie masuk ke partai berlambang kepala burung garuda tersebut.
Menurutnya, langkah itu dianggap tidak sejalan dengan semangat perjuangan kader Gerindra di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
Sejak Budi Arie direshuffle dari jabatan Menteri Kominfo oleh Pak Presiden Prabowo Subianto, tentu publik menilai ada persoalan di sana.
"Kami khawatir jika dia bergabung justru akan mengganggu konsentrasi Presiden Prabowo yang juga Ketua Umum Partai Gerindra,” ujar Jianto, (13/11/2025).
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Nganjuk ini menambahkan, penolakan tersebut berdasarkan persetujuan, aspirasi murni dari kader di akar rumput.
Para kader menilai langkah Budi Arie untuk mendekati Partai Gerindra terkesan pragmatis dan fokus pada kepentingan pribadi.
"Kami menilai langkah itu bukan untuk memperkuat partai, melainkan demi kepentingan tertentu. Apalagi ada isu-isu hukum yang pernah terungkap, sehingga langkah bergabung ke Gerindra justru bisa menimbulkan persepsi negatif di masyarakat,” tambah Jianto.
Lebih lanjut, Jianto menegaskan bahwa DPC Partai Gerindra Kabupaten Nganjuk mendukung penuh sikap penolakan yang sudah disuarakan oleh sejumlah kader di berbagai daerah.
Menurutnya, sikap tegas itu justru menunjukkan bahwa kader Gerindra memiliki loyalitas dan komitmen untuk menjaga partai marwah serta mendukung penuh kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
"Kami tetap solid mendukung Pak Prabowo dan akan menjaga agar Partai Gerindra tetap bersih, kuat, dan fokus pada kerja untuk rakyat,”tegas Jianto.
Sikap penolakan serupa juga muncul di sejumlah daerah lain di Indonesia. Para kader menilai, Gerindra harus tetap solid dengan kader lama tanpa perlu menampung figur yang berpotensi menimbulkan gesekan internal. (kso/muu)