- Istimewa
Wakil Ketua MPR RI Ibas di World Peace Forum ke-9: Indonesia Siap Jadi Jembatan Peradaban Dunia, Menciptakan Perdamaian
Jakarta, tvOnenews.com - Wakil Ketua MPR RI sekaligus Ketua Fraksi Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), membuka World Peace Forum (WPF) ke-9 dengan menegaskan peran penting Indonesia sebagai jembatan peradaban dunia.
Dalam forum bertema “Indonesia as a Bridge of Civilizations: From Dialogue to Global Collaboration, Strengthening Values and Creating Harmony” yang diselenggarakan di Gedung MPR RI, Ibas menyerukan penguatan nilai kemanusiaan, perdamaian, dan kolaborasi global.
Ibas menekankan bahwa dialog adalah langkah awal yang krusial untuk saling memahami.
Namun, ia menambahkan, "Dialog itu penting, karena membuka pintu dan membuat kita saling memahami. Tapi dialog saja tidak cukup. Kemajuan sejati terjadi ketika kita bekerja bersama, baik di bidang pendidikan, budaya, teknologi hijau, hingga pembangunan ekonomi yang inklusif.”
Indonesia, dengan lebih dari 1.300 kelompok etnis dan ratusan bahasa daerah yang bersatu dalam Bhinneka Tunggal Ika, menjadi bukti nyata harmoni dan toleransi di tengah keberagaman.
"Kami tidak mengeklaim punya semua jawaban, tapi kami berkomitmen untuk terus belajar, berbagi, dan berjalan bersama komunitas global menuju perdamaian dan saling pengertian,” terang Ibas.
Lebih lanjut, Ibas menyoroti penguatan Wasatiyyat Islam (Islam moderat, adil, dan penuh kasih sayang) sebagai agenda global. Isu ini telah dibahas Indonesia dalam pertemuan dengan Sekretaris Jenderal OKI pada Desember 2024.
“Dunia membutuhkan Islam yang membawa kedamaian, bukan ketakutan. Islam yang menumbuhkan harapan, bukan perpecahan,” tegasnya.
Ibas juga berbagi pengalamannya sebagai pembicara utama di China Economic and Social Forum 2025, di mana ia memaparkan pengalaman Indonesia dalam membangun harmoni antara Islam, budaya Tionghoa-Indonesia, dan nilai-nilai Pancasila.
Ia menegaskan, "Peradaban tidak tumbuh dalam kesendirian. Ia berkembang melalui pertukaran, kerja sama, dan pembelajaran bersama.”
Menutup pidatonya, Ibas menekankan bahwa perdamaian abadi membutuhkan lebih dari sekadar perkataan, melainkan kepemimpinan, kerja sama, dan tindakan nyata.
“Indonesia berkomitmen untuk terus menjadi jembatan peradaban dunia dengan menjembatani perbedaan dengan kebaikan, membangun kepercayaan dengan keadilan, dan menciptakan perdamaian serta kemakmuran melalui aksi nyata,” ujarnya.