- Kolase tvOnenews
Jelas-jelas Tak Terbukti LGBT, Ibunda Prada Lucky Masih Heran sang Anak 'Dituduh' Tak Normal Berawal dari Grup Beranggota 2 Orang
Jakarta, tvOnenews.com - Sepriana Paulina Mirpey, ibunda anggota TNI mendiang Prada Lucky Chepril Saputra Namo sampai kini bertanya-tanya terhadap motif sang anak dituduh punya kelainan.
Setelah Prada Lucky meninggal dunia akibat disiksa hingga dianiaya senior di dalam asrama Yoni 834/WM Nagekeo, ada tuduhan bahwa anggota TNI itu diduga sosok LGBT.
"Itu yang kami bingung abang. Dari persidangan, Oditur menyampaikan bahwa tuduhan LGBT itu tidak terbukti," kata Sepriana saat hadir di podcast YouTube Denny Sumargo dikutip tvOnenews.com, Jumat (7/11/2025).
Dalam hasil persidangan di Pengadilan Militer III-15 Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (28/10/2025), Oditur Militer Letkol CHK Yusdiharto menyampaikan isu LGBT hanya asumsi belaka.
- Tangkapan layar YouTube CURHAT BANG Denny Sumargo
Pada saat itu, para terdakwa tidak memiliki bukti apa pun yang mendukung asumsi terkait pernyataan Lucky merupakan seorang LGBT.
Berdasarkan dari fakta hasil persidangan, para terdakwa mengakui telah menganiaya berat hingga melakukan pemaksaan secara keji kepada Lucky.
"Terus kami orang tua, keluarga bingung apa motifnya sampai mereka melakukan seperti ini. Jadi, Mama menyampaikan kepada hakim, tolong dibuka apa motif sebenarnya yang mereka lakukan terhadap Lucky ini," jelasnya.
Lebih lanjut, Sepriana mengaku dirinya dan pihak keluarga hingga kini tidak memiliki bukti chat sebagai penyebab utama Lucky dituduh sebagai LGBT.
Sepriana mengungkap fakta hasil persidangan sebenarnya bahwa Danton Ledda Roni Setiawan sebagai sosok pertama kali mengecek handphone milik Lucky.
- Kolase tvOnenews.com/ ANTARA
Kata Sepriana, aplikasi pertama kali yang menjadi pusat perhatian Roni Setiawan adalah eBay.
"Jadi diperiksalah setiap HP (Prajurit TNI). Tetapi pemeriksaan HP itu terkait j*d* online, bukan memeriksa setiap anggota punya WA," tuturnya.
Laporan dari Prada Richard, salah satu saksi kasus kematian Prada Lucky mengabarkan kepada ibunda korban bahwa, ada aturan larangan mengecek WhatsApp setiap anggota TNI.
"Danton Roni Setiawan ini sebagai saksi, dia menyampaikan bahwa dia membuka isi WA. Di situ teryata terdapat grup," katanya.
Sepriana menuturkan salah satu bagian isi WhatsApp milik Prada Lucky terdapat sebuah grup bernama "Lelaki Idaman".
Dari sinilah, Roni Setiawan mengungkapkan bahwa anggota dari grup tersebut hanya berisi dua orang.
"Sedangkan dari keterangan yang punya bapak terima, grup itu berisi delapan orang. Itu grup yang mereka tuduh grup LGBT," bebernya.
Usut punya usut, Serma Christian Namo, ayah almarhum Prada Lucky mengatakan grup beranggota delapan orang tersebut bagian satu regu sang anak khusus mengurus makanan di dapur asrama.
"(dari keterangan dikasih) dua orang. Kami juga heran makanya hakim bilang 'kok grup cuma hanya dua (orang)?'. Dia tetap jawab 'isinya dua orang'," paparnya.
Melalui tuduhan tersebut, Prada Lucky berujung disiksa hingga dianiaya oleh puluhan senior di asrama.
Banyak luka memar hingga kulit terlupas di tubuh Lucky akibat dari penganiyaan senior secara bergantian selama 48 jam.
Hingga pada akhirnya, prajurit TNI berusia 23 tahun itu sempat mengalami kondisi kritis pada 2 Agustus 2025.
Sayangnya Lucky meninggal dunia ketika mendapat perawatan secara intensif akibat mengalami kompilasi kegagalan napas pada 6 Agustus 2025.
(hap)