news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Laba Bersih PT Vale Indonesia Naik 2,6% di Kuartal III-2025, Didorong Produksi Nikel dan Penjualan Saprolit.
Sumber :
  • Istimewa

Laba Bersih PT Vale Indonesia Naik 2,6% di Kuartal III-2025, Didorong Produksi Nikel dan Penjualan Saprolit

PT Vale Indonesia (INCO) catat kenaikan laba 2,6% di kuartal III-2025. Produksi dan penjualan bijih nikel saprolit dorong profitabilitas perseroan.
Jumat, 31 Oktober 2025 - 11:10 WIB
Reporter:
Editor :

Jakarta, tvOnenews.com - Emiten tambang nikel PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mencatatkan kinerja positif sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2025. Perseroan berhasil membukukan kenaikan laba bersih sebesar 2,62% dibandingkan tahun sebelumnya.

Berdasarkan laporan keuangan terbaru, laba tahun berjalan hingga September 2025 tercatat sebesar US$52,45 juta atau sekitar Rp872,24 miliar, naik dari US$51,10 juta pada periode yang sama tahun lalu.

Meski demikian, pendapatan Vale tercatat sedikit menurun menjadi US$705,38 juta, dibandingkan US$708,56 juta pada tahun sebelumnya. Penurunan tersebut diimbangi dengan efisiensi operasional dan kenaikan volume produksi yang menopang margin laba.

Direktur sekaligus Chief Financial Officer PT Vale, Rizky Putra, menyebut peningkatan laba disokong oleh naiknya volume penjualan produk nikel matte dan bijih saprolit, serta pengendalian biaya yang ketat.

“Hasil keuangan kami menunjukkan peningkatan profitabilitas yang didorong oleh produksi yang lebih tinggi, peningkatan nilai jual nikel, dan disiplin biaya. Kami juga mulai melihat kontribusi dari penjualan bijih saprolit Bahodopi,” ungkap Rizky.

Harga rata-rata nikel matte Vale tercatat stabil di US$12.272 per ton, mencerminkan kondisi pasar global yang relatif terkendali meski terjadi normalisasi harga nikel secara umum.

Produksi dan Penjualan Nikel Meningkat

Selama sembilan bulan pertama tahun ini, produksi nikel matte Vale mencapai 54.975 metrik ton, meningkat 4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pada kuartal III-2025 saja, produksi mencapai 19.391 metrik ton.

Selain itu, Vale juga mulai memperluas portofolio bisnis dengan penjualan perdana bijih nikel saprolit dari Blok Bahodopi dan Pomalaa. Penjualan ini bahkan dilakukan lebih cepat dari rencana, yakni pada Juli 2025.

Total penjualan bijih saprolit mencapai 896.263 metrik ton basah hingga September 2025, memperkuat posisi Vale sebagai pemain utama di industri nikel nasional.

Kondisi Keuangan dan Investasi

Per akhir September 2025, posisi kas dan setara kas Vale tercatat sebesar US$496,3 juta, turun tipis dari US$506,7 juta pada akhir Juni. Sementara belanja modal meningkat signifikan menjadi US$331,4 juta, naik dari US$200,9 juta tahun lalu, seiring pengembangan tambang baru dan infrastruktur energi.

Tentang PT Vale Indonesia

PT Vale Indonesia merupakan salah satu produsen nikel terbesar di Tanah Air. Perusahaan ini mengelola tambang dengan konsesi seluas 118.017 hektar di Sulawesi Selatan, Tengah, dan Tenggara.

Didirikan pada 1968 dengan nama PT International Nickel Indonesia (PT Inco), perusahaan ini mulai berproduksi komersial pada 1978 melalui smelter di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Nama perusahaan kemudian berubah menjadi PT Vale Indonesia Tbk pada 2011 mengikuti kebijakan global induknya, Vale SA asal Brasil.

Kini, setelah proses divestasi, kepemilikan saham Vale Indonesia terdiri atas MIND ID (34%), Vale Canada Limited (33,88%), Sumitomo Metal Mining Co Ltd (11,48%), dan publik (20,64%).

Kegiatan utama Vale meliputi penambangan dan pengolahan bijih nikel laterit menjadi nickel matte dengan kadar nikel sekitar 78%, yang diekspor ke Jepang dan sejumlah negara lain.

Selain menambang, Vale juga mengoperasikan tiga pembangkit listrik tenaga air (PLTA) — Larona, Balambano, dan Karebbe — yang digunakan untuk menyuplai listrik bagi fasilitas pengolahan nikel di Sorowako.

Dengan portofolio yang semakin terdiversifikasi dan efisiensi operasional yang kuat, PT Vale Indonesia optimistis dapat menjaga pertumbuhan laba yang berkelanjutan di tengah fluktuasi harga komoditas global. (nsp)

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

11:47
15:11
07:39
18:33
03:26
01:19

Viral