- Hanif Nashrullah-Antara
Polisi Sebut Ada Sesi Game "Nyeleneh" Sebelum Pesta Seks Gay Dimulai di Surabaya, Tepat Pukul 22.00 WIB Mereka Lakukan...
Jakarta, tvOnenews.com - Penggerebekan pesta seks gay di salah satu hotel di Surabaya pada Minggu (19/10/2025) dini hari santer dibicarakan.
Dalam video penggerebekan yang beredar, tampak puluhan pria rentang usia 20-30 tahun yang diamankan ini tidak berbusana saat penggerebekan dilakukan.
Mereka hanya bisa tertunduk saat terciduk. Setelah itu, mereka diminta berpakaian lalu didata satu persatu oleh pihak kepolisian. Setelah itu, mereka pun digiring ke Markas Polrestabes Surabaya.
Tercatat ada 34 laki-laki yang diamankan dari penggerebekan itu.
Mereka punya profesi yang beragam. Ada yang tercatat sebagai ASN, guru, pekerja swasta hingga wiraswasta.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Surabaya Ajun Komisaris Besar Polisi Edy Herwiyanto mengatakan sebelum pesta seks gay itu dimulai, ada sebuah game yang mereka mainkan.
Game pertama dinamakan game botol lingkaran. Para peserta membuat lingkaran. Lalu musik dari ponsel dinyalakan.
Para peserta pun bergiliran membuka dan menutup botol setelah itu digeser ke peserta lain.
"Ketika musik tiba-tiba berhenti, peserta tersebut diberi hukuman berupa lepas baju, berciuman dengan peserta lain," ujarnya dikutip pada Jumat (24/10/2025).
Edy menyebut game kedua adalah kissing. Para peserta diminta berhadapan lalau melakukan suit gunting, batu, kertas.
Setelah itu, kata dia, peserta yang kalah diberi hukuman berupa buka baju sampai telanjang.
"Dan yang terakhir dihukum untuk berciuman dengan peserta lain," terangnya.
Setelah bermain game itu, pesta seks dimulai. Pesta seks gay ini dilakukan pukul 22.00 WIB. Para peserta diminta melepas seluruh pakaian dan celana hingga telanjang.
"Lalu yang merasa bottom akan dipakaikan gelang glow in the dark sebagai pembeda karena berperan sebagai perempuan. Kemudian mereka melakukan hubungan seks secara oral maupun anal secara bergantian," terangnya.
Terungkap pula para peserta menghadiri pesta ini setelah mengetahui informasi yang disebar tersangka berinisial RK.
RK merupakan admin utama yang menyebarkan informasi soal pesta itu melalui sejumlah grup Whatsapp.
Penyandang dananya adalah tersangka berinisial MR. MR mengaku telah menggelar pesta serupa di wilayah Kota Surabaya sebanyak delapan kali.