- Mahfira Putri/tvOnenews
Kisah Pegawai Dapur SPPG, Bersyukur Dapat Penghasilan Demi Memenuhi Kebutuhan Keluarga
Jakarta, tvOnenews.com - Makan Bergizi Gratis (MBG) resmi dimulai pada 6 Januari 2025 lalu.
Program ini bertujuan meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui pemenuhan gizi bagi anak-anak sekolah.
Guna membantu pelaksanannya, dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dibangun untuk memproduksi makanan sebelum didistribusikan ke sekolah.
Tentunya, untuk memproduksi makanan dibutuhkan para pekerja mulai dari juru masak, bagian kebersihan hingga sopir yang bertugas mengirimkan makanan.
Selain untuk memenuhi kebutuhan gizi bagi anak-anak, keberadaan dapur SPPG juga membuka lapangan pekerjaan baru. Hal ini yang disyukuri masyarakat untuk mendapatkan penghasilan.
Seperti yang dirasakan Aliya (bukan nama sebenarnya) yang mengaku senang dapat bekerja di dapur SPPG menjadi pencuci ompreng.
Selain untuk memenuhi kebutuhan pribadinya, ia juga dapat membantu mencukupi kehidupan di keluarganya. Aliya telah bekerja hampir 4 bulan di salah satu dapur SPPG yang berada di Jakarta Timur.
Aliya mengaku melamar di dapur SPPG sangat mudah, hanya saja saat itu dirinya harus menunggu terlebih dahulu lantaran dapur tempatnya bekerja masih tahap pembangunan.
"Kalau prosesnya ngelamarnya mudah, cuma agak lama saja nunggunya hampir mau dua bulan," katanya kepada tvOnenews, Selasa (7/10).
Aliya mensyukuri penghasilannya saat ini, meski jauh dari Upah Minimum Regional (UMR), namun hasil kerjanya itu mampu menopang kebutuhan di keluarganya.
"Soal penghasilan Rp100 ribu per hari, masuknya 5 hari," ucapnya.
Setiap hari, Aliya berangkat dari rumahnya yang berada di Duren Sawit pada pukul 11.00 WIB. Ia bekerja hingga larut malam. Meski terasa capek, namun pekerjaannya itu tetap dia nikmati.
"Kerja berangkat siang, terus pulangnya bisa jam 12 sampai rumah, kurang lebih 12 jam kerjanya," tuturnya.
Aliya berharap MBG terus berlanjut. Keberlanjutan program ini menjadi harapan baginya untuk terus membantu perekonomian di keluarganya.
Walaupun Aliya mengaku merasa khawatir saat munculnya kasus keracunan MBG yang terjadi di sejumlah wilayah.
"Sempat takut, tapi dari SPPG kita perbaikan dan mencegah agar tidak ada yang keracunan," tandasnya. (aha/raa)