- Abdul Gani Siregar/tvOnenews
Ngeri, Jakarta Rawan Tenggelam, AHY sebut Proyek Tanggul Laut Raksasa Jadi Temeng
Jakarta, tvOnenews.com - Baru-baru ini mencuat kabar mengerikan terkait Jakarta rawan tenggelam di media sosial hingga media massa. Ternyata, kabar ini terkait kenaikan permukaan air laut menjadi salah satu peristiwa alam yang mendapat perhatian lebih dari pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, khususnya di kawasan pesisir utara Pulau Jawa.
Selain itu, dikabarkan soal fenomena alam tersebut membuat Jakarta masuk ke dalam jajaran ibu kota yang tenggelam paling cepat di dunia.
Menyikapi fenomena itu, Menteri Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) katakan, Indonesia merupakan salah satu negara paling rawan bencana di dunia karena berada di Cincin Api Pasifik atau Ring of Fire.
Posisi tersebut membuat Indonesia rawan terkena bencana gempa bumi, letusan gunung berapi, hingga tsunami.
Selain itu, kata dia, kenaikan permukaan air laut menjadi tantangan berikutnya yang mengancam kota pesisir.
"Kenaikan permukaan laut mengancam kota pesisir. Jakarta berada di antara deretan ibu kota di dunia yang bisa tenggelam lebih cepat," jelas AHY dalam Pembukaan The 54th Eastern Regional Organization for Planning & Human Settlements (EAROPH) Regional Conference 2025 di Novotel Cikini, Jakarta, Senin (6/10/2025).
Bahkan AHY menilai bencana banjir, kekeringan, dan gelombang panas semakin mengganggu kesehatan, keselamatan, dan produktivitas publik.
Di saat yang sama, kota-kota juga tumbuh pesat seiring dengan arus migrasi mencari peluang dan mendukung perkembangan perkotaan.
Meski demikian, menurutnya kombinasi antara pertumbuhan urban, tekanan iklim, dan paparan bencana alam membuat Indonesia bukan hanya rentan, tetapi juga bernilai.
Kondisi tersebut membuat Indonesia menjadi 'laboratorium' hidup di mana inovasi, ketahanan, dan kebijakan berinteraksi secara nyata.
Pembangunan infrastruktur perlu digencarkan untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat yang rentan terdampak, termasuk masyarakat pesisir yang rentan terdampak penurunan muka air laut serta banjir rob.
Salah satu infrastruktur yang tengah disiapkan untuk mengatasinya ialah Tanggul Laut Raksasa atau Giant Sea Wall.
"Di pesisir utara Jawa, proyek tanggul raksasa mengintegrasikan perlindungan banjir, restorasi mangrove, dan adaptasi masyarakat sebagai strategi ketahanan holistik," bebernya.