news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Ilustrasi Kecerdasan Buatan-AI.
Sumber :
  • Pixabay/Gerd Altmann

Kepemimpinan Inklusif, Kunci Masa Depan Keamanan Siber dan AI

Carmen Marsh tegaskan kepemimpinan inklusif penting di era keamanan siber dan AI. Perempuan dinilai kunci memperkuat pertahanan digital global dan Indonesia.
Kamis, 2 Oktober 2025 - 15:12 WIB
Reporter:
Editor :

Jakarta, tvOnenews.com – Di era digital yang serba cepat, keamanan siber dan kecerdasan buatan (AI) semakin krusial. Teknologi ini kini menjadi tulang punggung berbagai ekosistem pembelajaran, layanan publik, hingga penyediaan informasi untuk masyarakat luas. Namun, tantangan besar yang muncul adalah bagaimana memastikan kepemimpinan di sektor ini tetap inklusif.

Kecerdasan buatan yang berkembang pesat tidak hanya membawa peluang, tetapi juga risiko keamanan. Dari kebocoran data, serangan siber, hingga potensi penyalahgunaan AI, semua menuntut adanya kepemimpinan yang mampu mengedepankan transparansi dan etika.

Pengamat menilai, kepemimpinan eksklusif berbasis keberagaman menjadi kunci menghadapi tantangan ini. Sebab, keputusan strategis dalam pengelolaan teknologi tidak boleh hanya dikuasai satu kelompok, melainkan harus merepresentasikan suara yang lebih luas.

Di sisi lain, pendidikan dan pemberdayaan sumber daya manusia di bidang keamanan digital menjadi faktor penting. Tanpa distribusi kesempatan yang merata, kesenjangan akan terus melebar, terutama bagi perempuan yang masih menjadi minoritas dalam sektor ini.

Kepemimpinan Perempuan di Keamanan Siber

Pesan ini ditegaskan langsung oleh Carmen Marsh, CEO United Cybersecurity Alliance, saat berbicara di Global Cybersecurity Forum 2025 di Riyadh, Arab Saudi.

“Pemimpin perempuan perlu percaya diri bahwa mereka punya tempat di meja keputusan. Pendidikan, pelatihan, dan kesempatan praktis adalah kunci untuk menghapus kesenjangan gender di sektor ini,” ujar Marsh.

Ia juga menyoroti pentingnya framework global untuk AI. Menurutnya, regulasi tidak boleh hanya fokus pada aspek teknis, tetapi juga harus mengutamakan prinsip transparansi, kepercayaan, dan etika. Dalam pertemuan internasional di Italia, bahkan 60% perumus kebijakan AI berasal dari kalangan perempuan.

Melalui program 100 Women 100 Days, Marsh bersama mitra global telah melatih lebih dari 800 perempuan di bidang keamanan siber. Program ini mencakup workshop teknis, sertifikasi internasional, hingga pembukaan jalur karier dengan dukungan Craig Newmark, pendiri Craigslist.

Konteks ini relevan dengan Indonesia, yang menurut laporan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), mencatat lebih dari 2.000 insiden siber sepanjang 2025. Meski ancaman meningkat, hanya 3 dari 10 profesional siber di Tanah Air yang berasal dari kalangan perempuan.

Berita Terkait

1
2 Selanjutnya

Topik Terkait

Saksikan Juga

11:47
15:11
07:39
18:33
03:26
01:19

Viral