- IST
Halal Indo 2025 Jadi Momentum Peluang Investasi bagi Perusahaan Tiongkok
Jakarta, tvOnenews.com - Vice President of China Association for Quality and Security Promotion of Food and Drug Enterprise serta Direktur Halal Industry Chain Professional Committee, Zengyu Hui, hadir dalam Halal Indonesia International Industry Expo 2025 (Halal Indo 2025) di ICE BSD, Tangerang.
Dalam kunjungannya, Zengyu Hui menegaskan bahwa kehadirannya ke Indonesia bukan hanya untuk membuka peluang investasi bagi perusahaannya, tetapi juga mendorong lebih banyak perusahaan Tiongkok agar turut menanamkan modal di Indonesia.
“Kami datang untuk melihat peluang investasi, tidak hanya untuk Shandong Huifa, tetapi juga untuk membawa lebih banyak perusahaan Tiongkok ke Indonesia. Pada saat yang sama, kami ingin membantu produk Indonesia agar dapat masuk ke pasar Tiongkok. Dengan demikian, tercipta keuntungan timbal balik,” ungkap Zengyu Hui.
Hui yang juga Chairman dari Shandong Huifa Foodstuff Co., Ltd.menekankan bahwa kerja sama investasi halal akan membawa keuntungan timbal balik, di mana perusahaan Tiongkok dapat memperluas bisnisnya di Indonesia, sementara Indonesia berpeluang meningkatkan ekspor produknya ke pasar Tiongkok.
“Baik bagi bisnis di Tiongkok yang berinvestasi di Indonesia, maupun bagi Indonesia yang bisa mengekspor produknya,” imbuhnya.
Meskipun Shandong Huifa sendiri merupakan perusahaan publik di Tiongkok dengan fokus utama pada produksi makanan beku halal, namun Hui menegaskan bahwa potensi kerja sama tidak terbatas pada pangan, tetapi juga kosmetik, farmasi, hingga produk konsumen lainnya.
Shandong Huifa sendiri didirikan pada Februari 2005 dan terdaftar di Bursa Efek Shanghai pada 13 Juni 2017, berhasil menduduki peringkat A di papan utama. Perusahaan ini merupakan perusahaan makanan komprehensif yang mengintegrasikan penelitian dan pengembangan, produksi, penjualan, dan penyediaan layanan rantai pasokan makanan sehat untuk hidangan prefabrikasi.
Selain menjajaki investasi di sektor manufaktur halal Indonesia, Hui juga membawa misi untuk memperkuat konektivitas dagang antar kedua negara.
Menurutnya, Indonesia dapat menjadi basis industri halal yang memenuhi standar BPJPH, sementara produk Indonesia yang populer juga berpeluang besar menembus pasar Tiongkok.
“Kami berharap dapat bekerja sama dengan Kementerian Perindustrian dan BPJPH agar seluruh industri yang kami jalankan memenuhi standar halal di Indonesia. Kami juga ingin membantu Tiongkok lebih memahami persyaratan halal di Indonesia, sehingga kolaborasi dua arah dapat terwujud dengan lebih baik,” tambahnya.
Sebagai Wakil Ketua China Food Drug Safety Association (CFDSA), Hui menekankan bahwa kerja sama regulasi dan standardisasi halal akan menjadi kunci untuk mempercepat pertumbuhan industri halal global, sekaligus membuka ruang bagi investasi teknologi Tiongkok di Indonesia.
Halal Indo 2025 menjadi momentum penting bagi kedua negara untuk memperkuat kemitraan strategis di sektor halal. Dengan sinergi ini, Indonesia diharapkan semakin memperkokoh posisinya sebagai pusat industri halal dunia, sekaligus memperluas akses pasar produk lokal ke Tiongkok.
Sebagai informasi, berbagai perharagaan dan capaian telah diraih dari perusahaan ini, seperti pada tahun 2014, memperoleh gelar “National First‐Class Enterprise for Safety Production Standardization”; Tahun yang sama (2014), juga mendapatkan status High‐Tech Enterprise di provinsi Shandong; Tahun 2016, diperoleh gelar “National Quality and Service Integrity Demonstration Enterprise”; Tahun 2017, dinilai sebagai “Thick & Decent Lu‐Business Enterprise oleh pemerintah setempat; dan Tahun 2021, masuk dalam daftar perusahaan demonstrasi service-oriented manufacturing di Shandong.