news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Sultan HB X Blak-blakan sebut Penjudi Online Tak Punya Peluang Menang.
Sumber :
  • istimewa - Antara

Sultan HB X Soroti Penyajian MBG: Korban Tidak Berkurang Selama Pola Masaknya Tidak Berubah

Tingginya angka keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi sorotan berbagai pihak. Termasuk Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X yang menyoroti fenomena
Jumat, 26 September 2025 - 15:55 WIB
Reporter:
Editor :

Jogja, tvOnenews.com - Tingginya angka keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi sorotan berbagai pihak. Termasuk Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X yang menyoroti fenomena itu. Bahkan, ia menyentil soal program Makan Bergizi Gratis (MBG) dalam pidatonya di acara gerakan pangan murah di DPKP DIY hari ini, Jumat (26/9/2025).

Orang nomor satu di Jogja itu menyinggung tentang sayur yang dimasak pada dini hari. "Sebetulnya nggak rumit, kenapa keracunan? Nggak usah menggunakan orang kimia gitu, sudah. Masaknya jam setengah 2 pagi, dimakan jam 08.00 saja sudah mesti wayu (basi). Udah. Itu airnya disendok begini sudah mulur itu. Udah itu pasti."

Bahkan ia akui, bahwa dirinya sering memasak sehingga tahu bahan mana saja yang cepat basi. Sultan juga menyinggung soal penyiapan makanan di dapur umum untuk korban bencana erupsi Merapi 2010 silam.

"Loh, saya itu di rumah juga sering masak, demikian. Dan saya punya pengalaman 4 tahun mesti buka pengungsian karena keaktifan Merapi. Mesti duwe (punya) dapur umum," cerita Sultan.

"Bisa nggak, 02.30 itu jangan masak sayur? Ya kan? Tapi (saat) sudah pagi, baru masak sayur, toh dimakan jam 08.00 atau jam 10.00. Yang lain kira-kira digoreng dengan masak dan sebagainya, itu didulukan," sambungnya.

Di sisi lain, Sultan juga mengulas dapur umum korban bencana gempa pada 2006 dan bencana erupsi Merapi 2010 silam. Dalam hal ini Sultan menyoroti soal efektivitas pemilihan menu.

"Pengalaman saya pernah terjadi di 2006 pada waktu bencana, di mana sebagian kecil ada kami masak untuk dapur umum, yang menentukan lauk adalah dapur. Begitu dimakan, ini makanan tidak enak, ya buang di halaman. Sudah itu finis," paparnya.

"Tapi 2010 pada waktu Merapi meletus, kami tidak menentukan menu makanan, yang menentukan adalah yang mau makan. Ya, kelompok-kelompok itu musyawarah, pagi makan apa, siang makan apa, malam makan apa. Saya hanya mengatakan, pokoknya ada telur atau daging atau ayam. Pokoknya tiap hari, itu tiap makan harus ada, terserah variasinya, itu yang diputus, tidak ada yang dibuang," imbuhnya.

Berita Terkait

1
2 Selanjutnya

Topik Terkait

Saksikan Juga

11:47
15:11
07:39
18:33
03:26
01:19

Viral