- Adinda Ratna Safira-tvOne
Rudal Balistik KHAN Masih Berada di Kalimantan Timur, Bakal Diserahkan ke TNI AD Tahun 2026
Jakarta, tvOnenews.com - Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana angkat bicara soal keberadaan rudal balistik KHAN buatan Turki yang dirancang untuk meningkatkan kekuatan artileri medan Indonesia.
Wahyu menyebutkan bahwa rudal ini masih berada di Batalion Artileri Medan 18 Kalimantan Timur.
Namun, belum diserahkan ke TNI AD lantaran masih dalam proses.
“Memang sudah ada pengiriman dan sudah ada deploy di Batalion Artileri Medan 18 yang ada di Kalimantan Timur. Kenapa tidak dikirim ke sini? Karena itu masih berproses,” kata Wahyu di Monas, Sabtu (20/9/2025).
Wahyu mengungkapkan bahwa penyerahan akan dilaksanakan pada tahun 2026 usai ada pengiriman batch dua.
“Nanti rencana pada tahun 2026, awal tahun 2026, saat pengiriman batch yang kedua itu nanti akan ada penyerahan kepada TNI AD. Nanti tentu kalau sudah diserahterimakan. Itu bisa totally operational deploy ke TNI AD tentunya,” terang Wahyu.
Wahyu belum mengungkap secara detail mengenai jumlah rudal balistik KHAN yang akan diberikan ke TNI AD.
Namun, jumlah rudal yang dikirim pada batch pertama telah sesuai dengan kekuatan satu batalion.
“Batch pertama itu kekuatan sesuai dengan satu kekuatan batalion. Batalion itu kan ada satu baterai markas dan empat baterai operasional. Satu kekuatan satu batalion, empat baterai,” tukas Wahyu.
Terkait hal ini, Wahyu menegaskan bahwa pembelian rudal balistik KHAN dilakukan guna memperkuat pertahanan keamanan di Indonesia.
Sebab, Indonesia memiliki banyak pulau besar sehingga deploy untuk alutsista tentu dipertimbangkan pada konsep pertahanan agar bisa menjangkau seluruh wilayah tanah air.
“Kita menganut sistem pertahanan keamanan rakyat semesta dan kita juga menganut sistem pertahanan pulau-pulau besar. Tentu pertimbangannya mengapa meletakkan alutsista itu di situ atau alutsista lain-lain di mana pertimbangannya banyak. Jarak jangkau, jarak capai,” ucap Wahyu.
“Kita bisa meng-cover konsep lima pulau besar tadi. Kita bisa menjaga perbatasan. Karena pada prinsipnya, kita menganut politik bebas dan aktif. Bebas aktif artinya kita bersahabat dengan semua negara, dengan semua bangsa, tapi kita juga harus siap setiap saat untuk mempertahankan negara kesatuan republik Indonesia,” lanjutnya.