- Rika Pangesti/tvOnenews.com
Pasar Radio Dalam Mati Suri, Tunggakan Kios Pedagang Lama Dibebankan ke Pedagang Baru: Enggak Adil!
Jakarta, tvOnenews.com - Suasana Pasar Radio Dalam, Jakarta Selatan, kini bak pasar mati suri. Pintu-pintu besi kios berkarat, sebagian digembok rapat dengan segel dari Perusahaan Umum Daerah (PD) Pasar Jaya.
Lorong-lorong lengang, hanya sesekali terdengar suara pedagang yang masih bertahan. Di balik kios kosong itu tersimpan persoalan berlapis.
Sepinya pembeli membuat banyak pedagang angkat kaki, meninggalkan tunggakan iuran bertahun-tahun. Ironisnya, beban itu justru diwariskan kepada pedagang baru yang ingin masuk.
“Harusnya yang nunggak ditagih ke pedagang lama, jangan dilimpahin ke yang baru. Itu bikin orang jadi mikir dua kali buat masuk. Akhirnya kios tetap kosong,” keluh Roy (35), pedagang sayur yang sudah menggelontorkan lebih dari Rp50 juta untuk dua kiosnya.
- Rika Pangesti/tvOnenews.com
Roy menyebut, biaya resmi iuran sebenarnya tidak besar, sekitar Rp125 ribu per kios per bulan. Tapi dengan pasar yang sepi, bahkan angka kecil pun terasa menyesakkan.
“Kalau rame, pedagang pasti mau bayar. Tapi sekarang, kios kosong, segel di mana-mana, kita seperti berjuang sendirian,” katanya.
Hal senada disampaikan Sulistyo, pedagang ayam kampung. Ia menyebut PD Pasar Jaya terlalu cepat menyegel tanpa memberi solusi.
“Ada yang sampai empat tahun nggak bayar, lalu disegel. Tapi habis itu kosong begitu saja. Nggak ada upaya bikin pasar rame lagi,” ujarnya.
Pedagang mendesak PD Pasar Jaya untuk tidak sekadar mengandalkan penarikan iuran dan penyegelan kios.
Mereka menuntut langkah kreatif agar pasar kembali hidup: promosi, perbaikan fasilitas, dan penataan ulang lapak.
“Segel itu cuma bikin pasar makin mati. Kalau mau pedagang lancar bayar, bikin dulu pasarnya rame,” tegas Sulistyo.
*Berharap Pasar Jaya Punya Solusi yang Berpihak kepada Rakyat*
Bahkan, Sulistyo berharap Pasar Jaya memiliki solusi yang berpihak kepada rakyat kecil.
"Ini Pasar Jaya sebagai bagian dari Pemerintah semestinya memikirkan juga nasib-nasib orang kecil kaya kita, masa mau dagang aja di pasar mesti ditarikin uang puluhan juta tunggakan orang lama. Ini kan gak adil. Mestinya Pasar Jaya punya solusi kebijakan yang lebih baik daripada menarikan uang dari rakyat kecil," tandasnya. (rpi/muu)