- Rika Pangesti/tvOnenews.com
Keluh Pedagang Pasar Radio Dalam Sepi, Sentil PD Pasar Jaya: Jangan Cuma Doyan Tarikin Bayaran, Kreatif!
Jakarta, tvOnenews.com - Suasana Pasar Tradisional Radio Dalam, Jakarta Selatan, siang itu tampak lengang. Hanya beberapa pembeli lalu-lalang di lorong pasar.
Selebihnya, banyak kios dibiarkan tertutup rapat, sebagian bahkan sudah disegel karena tunggakan sewa bertahun-tahun.
Bagi pedagang, kondisi ini bukan lagi rahasia. Sepinya pasar membuat mereka harus putar otak agar tetap bisa bertahan.
Namun, di tengah himpitan, mereka merasa pengelola pasar, dalam hal ini Perusahaan Umum (PD) Pasar Jaya, justru tak berbuat banyak.
- Rika Pangesti/tvOnenews.com
“Kita ini bayar iuran bulanan terus, tapi pasarnya tetap aja sepi. Harusnya PD jangan cuma doyan nagih iuran, tapi juga kreatif biar pasar rame gimana caranya,” keluh Roy (35), pedagang sayur yang sudah membeli dua kios dengan modal puluhan juta.
Roy menuturkan, biaya resmi sewa kios memang relatif murah, sekitar Rp125 ribu per bulan.
Namun, pedagang harus keluar modal besar di awal untuk membeli kios, belum lagi biaya tambahan keamanan, listrik, hingga urusan sampah yang kerap dipungut seikhlasnya.
“Modal awal saya beli kios bisa lebih dari Rp50 juta. Tapi tetap aja tiap bulan masih bayar lagi. Keamanan, listrik, semua ditanggung pedagang. Pasarnya sepi, tapi beban terus ada,” tambahnya.
Keluhan serupa disampaikan Sulistyo, pedagang ayam kampung. Menurutnya, banyak kios akhirnya disegel karena tak sanggup lagi membayar iuran di tengah sepinya pengunjung.
Situasi itu, kata dia, justru makin memperburuk wajah pasar.
“Dari COVID kemarin banyak yang nggak sanggup bayar. Kios disegel, tapi tetap aja nggak ada solusi supaya pasar rame lagi. Seharusnya PD Pasar Jaya mikir gimana caranya bikin orang datang, kasih promosi, pasang plang gede, sediakan parkir. Jangan cuma nyegel-nyegel aja,” sindir Sulistyo.
Menurutnya, salah satu masalah utama Pasar Radio Dalam adalah minimnya fasilitas pendukung. Tak ada papan penanda besar, area parkir pun terbatas hingga kerap bikin pembeli enggan masuk.