- Istimewa
Jenderal Santri Kuliahi Ribuan Mahasiswa Baru Unjani, Pangdam III/Siliwangi Paparkan Peran Strategis Anak Muda untuk Ketahanan Negara
Jakarta, tvOnenews.com - Ribuan mahasiswa baru Universitas Ahmad Yani (Unjani) mendapat kuliah umum istimewa dari Pangdam III/Siliwangi, Mayor Jenderal TNI Kosasih, S.E., dalam rangkaian Program Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) Tahun Akademik 2025/2026.
Di hadapan 3.497 mahasiswa, Pangdam yang akrab dijuluki Jenderal Santri itu menegaskan bahwa generasi muda merupakan pilar utama yang akan menentukan arah bangsa.
Menurutnya, mahasiswa tidak sekadar bagian dari komponen bangsa, tetapi juga inti yang memegang peranan vital bagi kesinambungan dan ketahanan negara.
Kosasih pun memberikan apresiasi atas potensi anak bangsa yang harus diarahkan untuk menjaga keutuhan, mengembangkan ilmu pengetahuan, serta membangun daya saing nasional di berbagai bidang.
Mahasiswa Pilar Utama Bangsa
Dalam pemaparannya, Mayjen Kosasih menekankan bahwa mahasiswa memiliki tanggung jawab strategis di bidang pengetahuan, teknologi, sosial budaya, dan kebangsaan.
“Mahasiswa mengalirkan energi dan potensi, mahasiswa menjalankan peran yang strategis, mahasiswa berdaya kritis dan inovatif, mahasiswa berkontribusi secara multidimensi dan mahasiswa menumbuhkan jiwa pantang menyerah,” ujarnya di Gedung Auditorium Unjani, Cimahi, Jawa Barat, Selasa (16/9/2025).
- Istimewa
Ia menjelaskan, energi intelektual tercermin dari semangat belajar, berpikir, dan kemampuan analisis.
Sementara itu, potensi kepemimpinan dapat ditempa melalui organisasi serta pengalaman sosial, sehingga lahir pemimpin berkarakter kuat dan visioner.
Kosasih juga mengingatkan bahwa penguasaan teknologi digital akan menjadi benteng penting dalam menghadapi hoaks dan menjaga kedaulatan bangsa di ruang maya.
Peran Strategis dan Multidimensi
Pangdam III menjabarkan peran mahasiswa sebagai agen perubahan, calon pemimpin bangsa, sekaligus kekuatan moral yang mengawal jalannya kekuasaan. Mahasiswa juga dituntut menjadi pengembang riset dan teknologi serta penjaga nilai-nilai kebangsaan.
“Selain itu mahasiswa harus bersikap rasional dan objektif yaitu menilai suatu fenomena sosial berdasarkan data dan argumen logis dengan kerangka akademik berdasarkan kajian ilmiah. Mahasiswa penggerak perubahan sosial yaitu membangun kesadaran masyarakat,” jelasnya.
Ia menekankan kontribusi mahasiswa di berbagai dimensi, mulai dari intelektual, sosial, politik, budaya hingga teknologi digital.