- tvOnenews - Abdul Gani Siregar
Dampak Mengerikan Tanggul Cilincing, Air Mata Nelayan Ceritakan Risiko Keselamatan: Sangat Berbahaya
Jakarta, tvOnenews.com - Tanggul Cilincing, akhir-akhir ini menjadi perbincangan publik. Pasalnya, usai pagar bambu, tanggul tersebut viral di media sosial, yang dikabarkan sangat memberikan dampak mengerikan kepada nelayan.
Sontak, hal ini pun menuai komentar dari berbagai pihak. Bahkan, seusai viral terkait tanggul tersebut, jeritan pilu para nelayan menguat di tengah-tengah publik, sehingga membuat para elite politik angkat bicara, termasuk pemangku kebijakan.
Hal yang dirasakan nelayan juga begitu melukai hati sebagian rakyat Indonesia. Sebab, tempat mencari nafkah untuk menghidupin keluarga telah dipersempit ruangnya dan menyebabkan dampak mengerikan.
Ketika tim tvOnenews.com meninjau sebuah lokasi tersebut, seorang nelayan menunjukkan lokasi tanggul tersebut.
Usai menunjukkan tanggul itu, terlihat mata nelayan itu berkaca-kaca sambil menceritakan terkait ribuan nelayan kehilangan ruang untuk tempat melabuhkan kapalnya.
“Kami minta solusi agar nelayan ini diberikan ruang untuk tempat labuh. Karena mereka tidak ada lagi tempat labuh. Dibuatkanlah kolam retensi ini. Yang mana kolam retensi ini tidak maksimal, tidak bisa menampung semua nelayan yang ada di sini. Akhirnya nelayan-nelayan di sisa, lebih banyak nelayan itu dia bersandar di muara-muara sungai,” ungkap Ketua Perkumpulan Nelayan Tradisional Indonesia (PNTI) DKI Jakarta, Muhamad Tahir di Cilincing, Jumat (12/9/2025).
Kondisi tersebut, ia katakana, begitu sangat berisiko bagi keselamatan nelayan.
“Karena kenapa? Pada saat banjir Jakarta turun, air keluar dari muara sungai itu sangat luas dan tidak sedikit nelayan kita itu tenggelam dan hancur karena arus yang turun dari Jakarta,” jelasnya kepada tvOnenews.com, Jumat (12/9/2025).
Di sela-sela ia menceritakan kepiluan ribuan nelayan, Tahir katakan, bahwa pihaknya sudah mengingatkan dan sudah mengajukan permintaan agar pembangunan tanggul disertai solusi nyata bagi nelayan, baik itu berupa pelabuhan terpadu dengan fasilitas sentra ekonomi.
“Tanggul ini sebenarnya direncanakan sudah beberapa tahun yang lalu. Beberapa bulan yang lalu juga kami sudah sampaikan. Sudah sampaikan berkaitan masalah. Sebelum dilakukan pembangunan, buatkan dulu solusi untuk nelayan. Apa itu solusinya? Buatkan mereka, agar mereka berdaya, buatkan mereka pelabuhan. Di sana nanti ada sentra ekonomi nelayannya. Nah, seperti kawan-kawan kita di Muara Angke lah,” katanya.