- tvOnenews - Abdul Gani Siregar
Menkeu Baru Purbaya Yudhi Sadewa Dilantik, Analis Sebut Pasar Masih Bingung: Mau ke Mana Arah Kebijakan Fiskal RI?
Jakarta, tvOnenews.com – Reshuffle kabinet Presiden Prabowo Subianto yang menunjuk Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan (Menkeu) menggantikan Sri Mulyani Indrawati langsung memicu reaksi pasar. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok dua hari beruntun, dan investor masih bersikap wait and see.
Ekonom Indef sekaligus Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Paramadina, Ariyo Irhamna, menegaskan bahwa pelemahan IHSG sejatinya hanya respons jangka pendek akibat ketidakpastian arah kebijakan fiskal.
“Pasar membutuhkan waktu untuk menilai arah kebijakan baru. Penurunan IHSG saat kabinet baru dilantik bukanlah indikator fundamental negatif, melainkan respon awal terhadap ketidakpastian,” ujar Ariyo di Jakarta, Selasa (9/9/2025).
Dua Skenario Kebijakan Purbaya
Menurut Ariyo, ada dua langkah besar yang mungkin ditempuh oleh Purbaya:
-
Menaikkan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) hingga Rp75–80 juta per tahun, untuk memperluas ruang konsumsi masyarakat kelas menengah ke bawah.
-
Menurunkan tarif PPN menjadi 10 persen, dengan 1 persen ditanggung pemerintah (PPN DTP), agar daya beli rumah tangga tetap terjaga tanpa memangkas penerimaan negara secara signifikan.
Kebijakan ini, kata Ariyo, bisa menjadi cara menjaga daya beli masyarakat di tengah tantangan ekonomi global, sekaligus mengamankan pertumbuhan domestik.
Perbedaan Ideologis Sri Mulyani vs Prabowo
Ariyo juga menyoroti perbedaan besar antara gaya kepemimpinan Sri Mulyani dengan Presiden Prabowo.
-
Sri Mulyani lebih menekankan peran pasar dengan intervensi pemerintah yang minim.
-
Prabowo justru mendorong peran aktif pemerintah dalam menggerakkan ekonomi lewat instrumen fiskal, pembiayaan, hingga penguatan BUMN.
“Menkeu baru harus benar-benar menjaga disiplin fiskal agar APBN tidak berubah menjadi ‘ATM tanpa batas’ yang terus dicairkan untuk semua kebutuhan tanpa prioritas,” tegasnya.
Pasar Tunggu Sinyal Jelas
Meski fundamental ekonomi Indonesia dinilai solid, IHSG sempat melemah 1,28% pada Senin (8/9) ke level 7.766,84, lalu kembali turun 1,38% ke 7.659,52 pada Selasa (9/9). Data perdagangan menunjukkan tekanan jual masih dominan, terutama di saham-saham unggulan.
Ariyo menilai kecepatan implementasi kebijakan dan komunikasi publik Menkeu baru akan menjadi kunci. “Kemenkeu diharapkan bisa menjadi motor penggerak ekonomi, responsif terhadap pasar, dan mampu mengeksekusi program fiskal secara efisien,” katanya.