- Tangkapan layar tvOne
Kronologi Perempuan 19 Tahun Asal Deli Serdang Pamit Kerja di Bank, Malah Dikabarkan Tewas di Kamboja
Jakarta, tvOnenews.com - Seorang perempuan asal Deli Serdang, bernama Nazwa Aliya (19) meninggal dunia saat berada di Kamboja setelah sebelumnya pamit kepada ibunya akan bekerja di bank di Medan.
Nazwa sebelumnya sempat pamit kepada ibunya untuk menjalani tes interview di sebuah bank. Tak disangka, tiba-tiba sang ibu mendengar kabar anaknya sudah berada di Bangkok, dan malah meninggal di Kamboja.
Di dalam program Apa Kabar Indonesia Pagi tvOne, ibu Nazwa, Lanniari Hasibuan mengatakan kronologi anaknya sampai ditemukan tewas di Kamboja.
Saat itu adalah tanggal 27 Juli 2025. Nazwa pamit kepada sang ibu untuk melakukan interview di salah satu bank bersama teman-temannya di sekolah.
Nazwa kemudian pulang ke rumah pada Selasa sore. Ketika anaknya pulang, ibunya bertanya bagaimana tes yang ia jalani.
"Rabu malam, malam Kamis, dia kasih tahu dengan saya, 'Ma, ujiannya sukses, panggil lagi besok pagi,' okelah, saya bilang. Tapi saya kasih tahu ke dia berhati-hati karena sekarang banyak penipuan-penipuan," kata Lanniari, dikutip Selasa (19/8/2025).
Entah kenapa, Lanniari merasa ada yang aneh dengan tes yang tengah dijalani anaknya itu.
Apalagi sebelum anaknya mengabarkan ujiannya berjalan lancar, ia sempat melihat berita soal orang yang ditipu bekerja dan dibawa ke Kamboja.
Ia pun menceritakan hal itu kepada anaknya, dengan tujuan agar Nazwa berhati-hati.
Nazwa pun menenangkan sang ibu, karena tes pekerjaan yang ia jalani dilakukan bersama teman-temannya.
Pada Kamis pagi, sekitar pukul 04.00 WIB sampai 05.00 WIB, Lanniari sempat mendengar anaknya bersiap-siap pergi.
Namun, saat itu ia tidak curiga dan Kembali beristirahat. Setelah ia bangun, dirinya melihat anaknya berpesan bahwa kuncinya ditinggal di jendela karena dia sudah pergi.
"Udah itu, siangnya saya telp dia angkat, katanya enggak usah telepon, SMS aja. Macam mana, jam berapa pulang? Saya tanya dia. Hati udah enggak enak aja memang," katanya lagi.
Sampai sore hari sekitar pukul 18.30 WIB, anaknya belum juga pulang ke rumah.
Sampai akhirnya setelah maghrib, Nazwa memberi tahu ibunya bahwa ia sedang berada di Bandara Bangkok.
"Saya terkejut, saya menjerit. Tetangga pun berdatangan," ujar dia.
Selama anaknya berada di bandara, Lanniari sempat berkomunikasi beberapa kali. Namun tidak dilakukan secara intensif.
"Ada komunikasi tapi terputus-putus. Macam dia takut cakap, dia sebentar berubah lagi," ucapnya.
Setelah itu, betapa terkejutnya Lanniari ketika ia dikabari oleh seorang kenalannya, bahwa Nazwa berada di rumah sakit dan tengah dirawat.
Sampai akhirnya putrinya itu meninggal setelah empat hari dirawat di rumah sakit Bangkok.
Lanniari menjelaskan, ia tidak berani meliaht kondisi anaknya yang meninggal.
Namun ia bisa melihat di video dan foto yang dikirimkan, putrinya itu dibantu dengan berbagai selang di atas tempat tidur.
"Enggak ditunjukkan luka. Cuma ada pasang selang sana-sini. Pasang peralatan rumah sakit. Saya pun enggak berani tengok video dia," katanya menambahkan.
Dirinya pun berharap agar jenazah sang anak bisa segera dipulangkan ke Indonesia.
Sebab, ia sendiri tidak mampu untuk memulangkan jenazah anaknya karena biaya yang mahal.
"Saya minta tolong dengan pihak pemerintah, karena saya tidak berkemampuan untuk membayar pemulangan jenazah anak saya. Saya berharap pihak pemerintah atau pihak lain yang berkenan membantu pemulangan jenazah anak saya secepatnya," katanya lagi. (iwh)