- Tangkapan Layar Instagram @pesonamuba.official
Dokter RSUD Sekayu Diintimidasi Keluarga Pasien, Anak Pasien Berikan Klarifikasi: Disitu Saya Sedikit Emosi, Gara-gara…
tvOnenews.com - Seorang anggota keluarga pasien di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sekayu, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan melakukan perlawanan kepada seorang dokter.
Seorang pria yang juga keluarga pasien ini terlihat emosi dengan dokter yang melakukan visitasi.
Diketahui, dokter tersebut bernama dr Syahpri Putra Wangsa, Sp.PD-KGH, FINASIM yang merupakan dokter konsultan bidang nefrologi.
Sebelumnya, salah satu keluarga pasien memaksa dokter untuk melepas masker, menyebutkan identitasnya, hingga melakukan intimidasi.
Kini pihaknya melakukan klarifikasi karena videonya telah viral.
Dalam video pada tayangan TikTok Pesona Musi Banyuasin, keluarga pasien mengaku emosi karena kejadian itu.
Anak pasien bernama Putra ini menyebut alasan dirinya terpancing emosi pada kejadian itu karena pasien masuk ke rumah sakit melalui jalur umum dan bukan BPJS Kesehatan.
Pihaknya mengharapkan pelayanan lebih baik dari rumah sakit, namun ia masih harus menunggu observasi padahal sudah menunggu cukup lama.
Ibunya mendapat vonis mengidap penyakit Diabetes Komplikasi pada Jumat (8/8/2025) dan masuk ke RS dalam keadaan tidak sadar.
- dok.kolase tvOnenews.com/ akun x txt dari konoha
Ia mengaku mengalami peningkatan kesehatan sejak awal masuk rumah sakit, kini dirawat dalam keadaan stabil.
Sejak pada hari Sabtu (9/8/2025) pihaknya diminta untuk menunggu tindakan dokter. Namun, pada hari Senin, pihaknya masih harus menunggu lagi.
“Nah kalau kita disuruh menunggu, disuruh menunggu dokter yang Sabtu Minggu libur, Seninnya tidak ada (tindakan) dan Selasa baru ada. Apa bedanya BPJS dan umum? Kasihan bagi yang BPJS, kita yang umum saja diperlakukan seperti ini,” ungkap keluarga pasien, Putra.
Hingga pada akhirnya bertemu dengan dr Syahpri pada hari Selasa. Dokter bidang nefrologi menyampaikan diagnosa dengan sangat santun.
- Tangkapan Layar Instagram @pesonamuba.official
Ketika Putra menanyakan tentang tindak lanjut dari pengambilan sampel dahak ibunya, disaat itu emosinya terpancing.
“Sampel dahak sudah diambil Sabtu. Namun sayang Sabtu, Minggu, Senin (hasil belum keluar), baru bisa dilakukan (pemeriksaan) hari Selasa. Saya emosional disitu. Kalau begini kita kan masuk VIP seharusnya dapat fasilitas lebihlah,” ujarnya.
Selain itu, Putra juga mengatakan ucapan dokter sangat membuatnya emosi. Ia diminta lebih bersyukur dan sabar, sementara sang ibu masih terbaring lemah.
“Lalu pak Syahpri sempat bilang, makanya disitu saya sedikit emosi. Pak Syahpri bilang kamu harus bersyukur dan sabar. Padahal saya nggak marah, disuruh sabar tapi kenapa disuruh bersyukur. Disitu emosi saya memuncak. Melihat ibu saya terbaring lemah, saya emosional sekali. Bicara saya dengan nada tinggi, saya emosi saat itu,” tuturnya.
“Kemudian Pak Syahpri bilang ke perawat tolong videokan. Lalu saya juga mengambil HP untuk videokan juga. Saya takut terjadi hal semacam ini (viral) dan ada sepenggal video dari pihak Pak Syahpri saja,” sambungnya.
Meski begitu ia merasa sangat emosi saat itu. Setelah kejadian tersebut, pihak RSUD juga telah melakukan mediasi dan saling memaafkan.
- Kolase tvOnenews.com/akun X @txt dari konoha
Pihak rumah sakit telah menyampaikan permohonan maaf atas pelayanan yang kurang maksimal, begitu juga dengan Putra.
“Kita sudah dimediasi kemarin. Kita juga menjelaskan kronologinya seperti apa. Dan di situ ibu-ibu (pihak RSUD Sekayu) meminta maaf atas pelayanan yang kurang maksimal. Dan saya juga meminta maaf karena emosi kepada Pak Syahpri,” terangnya.
“Sebenarnya masalah sudah selesai ditempat, hanya saja potongan video yang tersebar membuat keluarga kami diserang reaksi negatif,” pungkasnya. (kmr)