- tvOnenews.com/Aldi Herlanda
Kondisi Terkini Pasar Beras Cipinang, Sejumlah Toko Tutup dan Aktivitas Pembeli Sepi
Jakarta, tvOnenews.com - Sejumlah toko di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Pulo Gadung, Jakarta Timur tutup pasca adanya kabar mengenai beras oplosan.
Pantauan tvOnenews.com di lokasi, tepatnya di blok A terlihat hanya beberapa toko saja yang buka. Sementara yang lainnya terlihat rolling door tertutup rapat.
Nampak pula beberapa truk hanya terparkir, sementara sang sopir sibuk ngobrol dengan temannya di depan pertokoan.
Tidak hanya di Blok A, kios yang berada di Blok D pun terlihat tanpa adanya transaksi dari pembeli. Bahkan para pedagang hanya sibuk memainkan ponsel genggamnya.
Beberapa pedagang sempat dimintai keterangan oleh tim tvOnenews.com, namun mereka enggan untuk berbicara.
Sementara itu, tim tvOnenews.com sempat bertemu dengan petugas keamanan atau security di salah satu warung kopi yang berada di dalam pasar.
Ia mengaku, bahwa sejak pagi, aktivitas pembeli di PIBC tidak terlalu ramai. Situasi ini berbeda tak seperti beberapa waktu lalu.
"Dari pagi memang sepi pak, sampai sore sekarang pun seperti ini kondisinya. Kalau dulu sih ramai banget, mulai dari pagi," katanya, Rabu (12/8).
Security itu juga bercerita, sepinya kondisi pasar saat ini berimbas pada berkurangnya penghasilan kuli panggul beras.
Menurut padangannya, mereka hanya duduk-duduk santai saja sambil ngobrol bersama temannya.
Mereka seperti itu bukan karena sedang istirahat setelah beraktivitas seharian, melainkan tidak ada yang bisa mereka kerjakan akibat tutupnya sejumlah gudang.
"Ya lihat saja pak, mereka santai, karena memang sepi, mereka juga cerita penghasilannya kurang, sementara mereka kan butuh juga untuk di rumah," ungkapnya.
Sebelumnya, Ombudsman RI melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta Timur.
Inspeksi itu dilakukan untuk memantau kondisi perdagangan beras di tengah isu soal beras oplosan.
Anggota Ombudsman RI, Yeka Hendra Fatika menyebut, imbas dari itu, penghasilan para pedagang turun 20 hingga 50 persen.
"Dari keterangan pedagang, misalnya mereka biasanya menjual 15-20 ton beras per hari, namun saat ini hanya 6-10 ton beras per hari," terang Yeka, dalam keterangannya, Senin (11/8).
Ia juga menuturkan, sepinya kondisi pasar berimbas juga pada aktivitas bongkar muat, terhitung dari 1.200 pekerja, 80 persennya tanpa melakukan aktivitas apapun.
Hal itulah yang dinilai oleh Ombudsman bahwa pemerintah harus serius untuk menyelesaikan masalah tersebut.
"Situasi ini memerlukan perhatian serius pemerintah. Perlindungan terhadap konsumen harus berjalan beriringan dengan perlindungan terhadap keberlangsungan pelaku usaha dan pekerja," ujarnya. (aha/dpi)