- Antara/Istimewa
Prada Lucky Dianiaya Hingga Ginjal dan Paru-paru Hancur, Keluarga Bilang Ditemukan Jejak Sepatu di Tubuhnya
tvOnenews.com - Prada Lucky Chepril Saputra Namo, prajurit TNI, meregang nyawa usai mengalami penganiayaan brutal hingga ginjal dan paru-parunya hancur.
Kabar duka datang dari dunia militer Indonesia. Seorang prajurit TNI, tewas setelah diduga mengalami penganiayaan brutal oleh para seniornya.
Peristiwa ini meninggalkan luka mendalam bagi keluarga, sekaligus memunculkan pertanyaan besar tentang kekerasan di lingkungan militer.
Kondisi mengenaskan Prada Lucky diungkapkan langsung oleh sang kakak, Lusi Namo.
Menurut Lusi, dokter yang merawat adiknya mengatakan bahwa ginjal dan paru-paru Prada Lucky mengalami kerusakan parah akibat penganiayaan.
Luka tersebut membuatnya membutuhkan hingga tiga kantong darah untuk bertahan hidup.
Lusi menjelaskan, dugaan penganiayaan itu terjadi pada masa pergantian piket dari Senin hingga Jumat.
Prada Lucky dan beberapa rekannya ditempatkan di dalam sel dan dipaksa tidur di lantai tanpa tempat tidur.
Yang membuat Lusi semakin terpukul adalah saat ia melihat bekas sepatu di perut adiknya.
"Richard juga kena, tapi yang saya tahu lebih parah Lucky. Saya lihat perutnya ada bekas sepatu dan dugaan saya itu diinjak,” ujarnya.
Sebelum kejadian ini, Lusi sempat berkomunikasi dengan adiknya melalui panggilan video.
Prada Lucky kala itu terlihat sehat dan masih bisa bercanda.
Namun, ia sempat bercerita bahwa pernah dipukul senior meski sedang sakit, karena dianggap pura-pura menghindari tugas di dapur.
Keluarga baru mengetahui Prada Lucky dirawat di rumah sakit setelah pihak RSUD Aeramo, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT) menghubungi mereka.
Menurut Lusi, pihak rumah sakit diminta langsung oleh Prada Lucky untuk menelepon keluarganya di Kupang, NTT.
Saat itu, kondisi Prada Lucky sudah kritis dan membutuhkan banyak darah.
“Selama ini dia hanya sakit biasa. Saat dengar butuh tiga kantong darah, saya langsung punya perasaan tidak enak,” ungkap Lusi.
Sayangnya, upaya medis tidak membuahkan hasil. Prada Lucky menghembuskan napas terakhirnya pada Rabu (6/8/2025) pukul 11.23 Wita setelah sempat mendapat perawatan intensif di ruang ICU RSUD Aeramo.
Kasus ini semakin mengejutkan ketika laporan intelijen yang ditujukan kepada Asintel Kasdam IX/Udayana menyebutkan bahwa Prada Lucky dianiaya oleh total 20 seniornya.
Menurut hasil pemeriksaan Staf-1/Intel Yonif 834/WM, para pelaku dikelompokkan menjadi dua.
Sebanyak 16 orang memukul menggunakan selang, sementara empat orang lainnya memukul dengan tangan kosong.
Kedua jenis pemukulan ini diduga berlangsung berulang kali dan menyebabkan kerusakan fatal pada organ vital Prada Lucky.
Penganiayaan ini diyakini terjadi sejak awal pekan, dan kondisi korban terus memburuk hingga akhirnya harus dilarikan ke rumah sakit pada Senin (4/8/2025) pukul 23.30 Wita.
Kematian Prada Lucky membuat keluarga menuntut keadilan dan transparansi dari pihak militer.
Bekas sepatu di perut korban, kerusakan pada ginjal dan paru-paru, serta jumlah pelaku yang mencapai puluhan membuat kasus ini menjadi sorotan nasional.
Keluarga berharap tidak ada lagi kekerasan serupa yang terjadi di lingkungan militer, dan semua pelaku dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya sesuai hukum yang berlaku. (adk)