- Roblox
Ramai soal Game Roblox Terancam Diblokir, PB E-Sports Indonesia Sarankan Orang Tua Periksa Rating Game yang Dimainkan Anak
Jakarta, tvOnenews.com - Ramai dibicarakan terkait game Roblox terancam diblokir.
Sebelumnya, pada Senin (4/5/2025) lalu, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti mengingatkan bahaya permainan Roblox bagi para murid saat meninjau pelaksanaan Cek Kesehatan Gratis (CKG) Sekolah di SDN Cideng 2 Jakarta Pusat.
Dia melarang para murid untuk bermain Roblox karena permainan tersebut menampilkan banyak adegan kekerasan.
“Kalau main HP tidak boleh menonton kekerasan, yang di situ ada berantemnya, di situ ada kata-kata yang jelek-jelek. Jangan nonton yang tidak berguna ya. Nah, yang main blok-blok (Roblox) tadi itu jangan main yang itu ya karena itu tidak baik ya,” ujarnya.
Pengurus Besar E-sports Indonesia (PB ESI) menyarankan orang tua untuk memeriksa rating dan berbagai fitur game yang sedang dimainkan oleh anak.
Tujuannya agar anak terhindar dari hal yang belum perlu diserap di usianya.
“Saya sarankan agar orang tua memeriksa rating game dan fitur interaksinya seperti chat global, pembelian dalam dan kekerasan seksual agar anak tidak terpapar hal yang belum mereka pahami,” ujar Wakil Ketua Bidang Kompetisi PB ESI Glorya Famiela Ralahallo dikutip dari ANTARA, Selasa (5/8/2025).
Dia menyebut orang tua perlu memahami game dengan sistem kompetitif yang saat ini banyak digandrungi seperti Mobile Legends, Free Fire, PUBG atau Valorant umumnya ditujukan untuk usia remaja hingga dewasa.
Pada usia anak-anak, kata dia, sebaiknya yang diberikan bersifat edukatif yang ringan seperti puzzle, game bahasa atau game strategi dasar yang dapat melatih konsentrasi dan logika.
Sementara itu, bagi anak usia yang lebih besar, game yang bersifat mendorong kreativitas atau kerja sama tim sudah bisa diberikan seperti Minecraft atau Roblox namun tetap dengan pengawasan yang cukup.
Dia menekankan sangat penting untuk melakukan pemantauan ketika anak bermain game, namun orang tua diharapkan juga tidak langsung melarang hingga anti terhadap game.
Terlebih lagi jika anak tersebut menunjukkan adanya minat atau bakat ke arah e-sports.