- tvOnenews.com/Abdul Gani Siregar
Airlangga Tegaskan Daya Beli Masyarakat Beralih ke Market Place, Belanja Kosmetik Melejit
Jakarta, tvOnenews.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan telah terjadi pergeseran besar dalam pola konsumsi masyarakat dari toko fisik ke platform online atau marketplace.
Pergeseran ini berdampak signifikan terhadap pertumbuhan sektor ritel digital di Indonesia.
“Kemudian yang shift ke online salah satu contoh yang tumbuhnya tinggi adalah personal care dan kosmetik, itu naik mendekati 17 persen,” ujar Airlangga dalam Konferensi Pers Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II-2025, di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Selasa (5/8/2025).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), transaksi ritel online dan marketplace tumbuh 7,55 persen pada kuartal II-2025. Produk rumah tangga dan perlengkapan kantor menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan, dengan nilai transaksi mencapai Rp 72,8 triliun atau tumbuh 29,38 persen.
Airlangga menegaskan bahwa daya beli masyarakat tetap kuat meski di tengah ketidakpastian global. Hal ini tercermin dari angka inflasi inti (core inflation) yang terjaga di level 2,32 persen dan pertumbuhan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang mencapai 6,99 persen.
Dari sisi makro, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2025 tercatat sebesar 5,12 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), didorong oleh konsumsi rumah tangga yang masih menjadi penopang utama perekonomian nasional.
“Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan 2/2025 bila dibandingkan dengan triwulan 2/2024 atau secara yoy tumbuh sebesar 5,12 persen,” jelas Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh. Edy Mahmud, dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Selasa (5/8/2025).
Edy juga menyoroti fenomena perubahan perilaku konsumsi masyarakat yang kini lebih memilih berbelanja secara daring. Ia menyebut tren ini belum banyak terekspos karena aktivitas belanja online tidak terlihat secara kasat mata seperti pembelian di toko fisik.
“Konsumsi rumah tangga tetap menjadi penopang utama dari sisi pengeluaran. Kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi mencapai 2,64 persen,” tandas Edy. (agr/raa)