- ANTARA
Eks Presiden Korsel Geletakan di Lantai Sel, Tolak di Interogasi Jaksa Khusus
Jakarta, tvOnenews.com – Mantan Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, kembali menjadi sorotan publik setelah menolak menjalani interogasi dari tim jaksa khusus. Ia memilih berbaring di lantai sel tahanan dan menolak keluar untuk memenuhi panggilan pemeriksaan.
Peristiwa itu terjadi pada Jumat (1/8/2025), di tengah penyelidikan yang tengah berlangsung terkait kasus penyalahgunaan kekuasaan saat Yoon masih menjabat. Penolakannya terhadap proses hukum ini memperkeruh situasi yang sebelumnya telah memanas sejak ia dicopot dari kursi kepresidenan pada April lalu oleh Mahkamah Konstitusi Korea Selatan, buntut dari keputusannya memberlakukan status darurat militer pada akhir tahun lalu.
Juru Bicara Kantor Jaksa Khusus, Oh Jung Hee, mengungkap bahwa penyidik telah mencoba menghadirkan Yoon ke ruang interogasi secara sukarela sesuai surat perintah yang berlaku. Namun, mantan presiden itu menolak mentah-mentah. “Tersangka menolak dengan keras, sambil berbaring di lantai tanpa mengenakan seragam tahanan,” ujar Oh dalam konferensi pers di Seoul.
Laporan yang dikutip dari kantor berita Yonhap menyebutkan, saat tim jaksa mendatangi selnya, Yoon hanya mengenakan kaos dan pakaian dalam. Aksi tersebut disebut-sebut sebagai bentuk protes terhadap suhu ruangan tahanan yang mencapai hampir 40 derajat Celsius.
Pengacara Yoon, Yu Jeong Hwa, membela tindakan kliennya. Ia menyebut kondisi tahanan sangat tidak layak dan menyamakan perlakuan terhadap Yoon sebagai bentuk penghinaan terhadap martabat seorang mantan kepala negara. “Dia tidak sedang menolak hukum, tapi mempertahankan haknya sebagai manusia,” ujar Yu kepada Reuters.
Pihak kejaksaan menyatakan tidak menutup kemungkinan akan menggunakan tindakan paksa untuk membawa Yoon ke ruang interogasi, apabila upaya persuasif kembali menemui jalan buntu.
Saat ini, Yoon sedang mendekam di sel isolasi di Pusat Penahanan Seoul. Ia dikurung kembali sejak Juli lalu untuk menjalani proses hukum lanjutan terkait status darurat militer yang sempat ia berlakukan pada Desember tahun lalu. Langkah itu dianggap sebagai upaya untuk menjerat Yoon dengan dakwaan tambahan.
Kasus ini menjadi salah satu peristiwa politik paling dramatis di Korea Selatan dalam beberapa tahun terakhir, terutama mengingat Yoon sebelumnya dikenal sebagai tokoh yang sangat berpengaruh dan populer di kalangan konservatif. Kini, citranya berada di ujung tanduk, seiring proses hukum yang makin dalam dan kontroversi yang terus bergulir di ruang publik. (nsp)