- Kolase Tim tvOnenews
Arya Daru Pangayunan Dibully di Lingkungan Kerja? Apsifor: Kami Dapat Data...
Jakarta, tvOnenews.com - Muncul pertanyaan publik terkait apakah diplomat Kemlu Arya Daru Pangayunan dibully di lingkungan kerja, Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor) Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi) bilang begini.
Adapun akhir-akhir ini viral diberitakan mengenai diplomat Kemlu Arya Daru Pangayunan yang ditemukan tewas dengan kepala terlilit lakban warna kuning.
Diplomat Kemlu berusia 39 tahun ini ditemukan tewas pada 8 Juli 2025 di indekosnya di kawasan Gondangdia, Jakarta Pusat.
Kondisinya yang terlilit lakban menimbulkan pertanyaan.
Namun, pihak kepolisian saat menggelar konferensi pers pada (29/7/2025) lalu menyebutkan bahwa tidak ada tindak pidana dalam kasus kematian tersebut.
Perwakilan Apsifor Himpsi Nathanael EJ Sumampouw yang hadir dalam konferensi pers itu membeberkan temuannya.
Untuk mengungkap kasus ini dari sisi psikologi forensik, pihaknya pun mewawancarai keluarga, rekan kerja, atasan dan individu-individu yang mengenal almarhum.
Pihaknya juga turut menelaah dokumen informasi yang relevan tentang kehidupan pribadi dan profesional diplomat Kemlu itu.
Nathanael mengatakan, pertama, Arya Daru Pangayunan merupakan individu yang dikenal lingkungannya sebagai pribadi dengan karakter positif.
"Beliau bertanggung jawab, suportif terhadap rekan kerja, pekerja keras, sangat diandalkan dan merupakan individu yang peduli terhadap lingkungannya," terangnya.
Nathanael menyebut, berdasarkan temuannya, Arya Daru Pangayunan dikenal sebagai sosok yang selalu berusaha menampilkan karakter diri, kualitas diri di lingkungan dan mengalami kesulitan dalam mengekspresikan emosi negatif yang kuat terutama dalam situasi tekanan yang tinggi.
"Tekanan tersebut dihayati secara mendalam sehingga mempengaruhi bagaimana almarhum memandang dirinya, memandang lingkungan dan memandang masa depan," ujar Nathanael.
"Meskipun demikian, kami menemukan pada almarhum ada riwayat dimana berupaya untuk mengakses layanan kesehatan mental secara daring. Terakhir kali dari data yang dihimpun, kami melihat kurang lebih pada tahun 2013 dan 2021," sambungnya.
Di situasi akhir kehidupannya yang bersangkutan mengalami satu tekanan psikologis. Akan tetapi, pada orang yang berinteraksi dengan yang bersangkutan di periode terakhir kehidupannya, tidak teramati hal tersebut.
"Kedua, juga mengenai bullying, kami mendapatkan data malah sebaliknya. Di lingkungan kerja yang bersangkutan dipersepsikan oleh atasan sebagai staf yang sangat bisa diandalkan," ungkapnya.