- Antara
CBA: Mutasi Besar 520 Pejabat di Kementerian PU Perlu Evaluasi Serius Demi Akuntabilitas
Jakarta, tvOnenews.com - Center for Budget Analysis (CBA) mencermati langkah Menteri PU Dody Hanggodo yang melakukan mutasi besar-besaran di lingkungan Kementerian PU sepanjang Juli 2025.
Setelah sebelumnya pada 4 Juli 2025 melakukan mutasi enam pejabat eselon I, Menteri Dody kembali melantik 520 pejabat struktural pada 18 Juli 2025, terdiri dari 65 pejabat eselon II dan 455 pejabat eselon III.
Koordinator CBA, Jajang Nurjaman menilai kebijakan tersebut sebagai upaya “penyegaran” birokrasi, peningkatan efektivitas organisasi, dan penekanan kebocoran anggaran.
"Ini selaras dengan arahan Presiden Prabowo Subianto dalam mendorong penurunan ICOR menjadi <6, pertumbuhan ekonomi 8 persen per tahun, dan kemiskinan 0% melalui pembangunan infrastrukturm," kata Jajang dalam keterangannya yang diterima pada Rabu (23/7/2025)
Namun demikian, lanjutnya, temuan internal CBA mencatat sejumlah hal yang perlu dievaluasi secara serius agar kebijakan mutasi besar ini tetap sejalan dengan prinsip akuntabilitas dan transparansi pemerintahan.
"Pertama, CBA menemukan adanya pejabat yang dinonaktifkan sebelum genap satu tahun menjabat, bahkan terdapat pejabat yang baru beberapa bulan menduduki jabatan kemudian dilantik ke posisi yang lebih tinggi," lanjutnya.
Hal tersebut menurutnya memunculkan pertanyaan publik mengenai prosedur mutasi, transparansi, dan objektivitas dalam penilaian kinerja yang menjadi dasar kebijakan tersebut.
Kedua, CBA mencatat adanya loncatan jabatan signifikan dari posisi Direktur langsung menjadi Sekretaris Jenderal. Mengingat posisi Sekjen merupakan jabatan strategis dengan tanggung jawab besar, proses pengisian jabatan ini semestinya dilakukan secara terbuka dan berbasis prinsip meritokrasi, guna menghindari persepsi negatif dan potensi konflik kepentingan di masyarakat.
Ketiga, narasi efisiensi APBN dan penurunan ICOR yang menjadi dasar mutasi perlu disertai penjelasan indikator capaian yang terukur.
"Upaya penurunan ICOR memerlukan perbaikan menyeluruh pada perencanaan, pelaksanaan proyek, serta sistem monitoring evaluasi, bukan hanya sekadar rotasi pejabat dalam waktu singkat," ucap Jajang.
Keempat, Kementerian PU mengelola proyek infrastruktur bernilai ratusan triliun rupiah. Mutasi besar terhadap 520 pejabat struktural tanpa keterbukaan informasi berpotensi multitafsir publik, memunculkan persepsi adanya kepentingan tertentu, serta membuka ruang konflik kepentingan dalam pengelolaan proyek strategis nasional.