- Youtube Al-Zaytun
Kisruh Internal PAI: Sultan Junaedi Disorot, Pablo Benua Ungkap Fakta Baru
Jakarta, tvOnenews.com – Pablo Benua dan Rey Utami dilaporkan ke polisi oleh mantan Ketua Umum Perkumpulan Advocaten Indonesia (PAI), Sultan Junaidi.
Diketahui, nama Sultan Junaidi tengah menjadi perbincangan hangat karena diduga melakukan korupsi dana organisasi, penggunaan gelar doktor yang dipertanyakan, hingga dugaan ujaran makar.
Mengetahui namanya dilaporkan oleh Sultan Junaidi, Pablo Benua akhirnya membeberkan fakta mengejutkan. Hal itu terlihat dalam kanal YouTube Unloked pada Selasa 22 Juli 2025.
Pria yang sempat menjabat sebagai Sekjen PAI itu mengungkapkan berbagai dugaan penyimpangan di tubuh organisasi. Pablo menuding Junaidi kerap meminta uang dari anggota, mulai dari Rp500 ribu hingga puluhan juta rupiah.
Permintaan itu dibungkus alasan operasional hingga kegiatan organisasi, namun faktanya Pablo mendapati uang yang menguap tanpa pertanggungjawaban jelas.
Ia juga menyebut kerap menyuntik dana pribadi hingga setengah miliar rupiah demi membenahi citra PAI, termasuk membelikan mobil mewah untuk operasional, Junaidi tetap melanjutkan aksinya.
"Saya sudah habiskan Rp500 juta lebih, tapi dia masih saja minta-minta ke anggota," kata Pablo.
Tak tahan dengan situasi tersebut, Pablo memilih mundur. Ia juga menyebut Junaidi mengaku bersedia lengser, dengan syarat Rey Utami ditunjuk sebagai ketua umum baru.
Dalam pemaparannya, Pablo menyebut bahwa Junaidi menyerahkan dokumen legalitas PAI kepada Pablo. Namun situasi berubah, ia meminta agar perubahan akta dilakukan tanpa Munas, dan bahkan menyarankan edit tanda tangan rapat kerja.
Puncaknya, tiga pendiri PAI mengonfirmasi bahwa Junaidi sebenarnya sudah diberhentikan sejak April 2025.
"Ada surat resmi pemecatan itu didukung mayoritas dewan pendiri, membuat status Junaidi sebagai Ketum otomatis gugur," lanjut Pablo.
Tak hanya soal keuangan, kredibilitas akademik Junaidi juga dipertanyakan. Ia diduga menggunakan gelar doktor dari lembaga tak terverifikasi.
Ketua Tim Advokasi PAI, Sukowati S. Pakpahan, dengan tegas menyebut gelar tersebut mencederai integritas organisasi.
“Kami tidak melihat sense akademis dari beliau. Ini bentuk kebohongan yang mencoreng martabat advokat,” ujarnya.
Kini, di bawah kepemimpinan Rey Utami, Pablo menyebut bahwa PAI mulai berbenah. Legalitas kepengurusan baru sudah terdaftar di Kemenkumham, mengakhiri era yang dianggap penuh konflik.