- tvOnenews.com/Julio Trisaputra
Roy Suryo Yakin 99,9 Persen Ijazah Jokowi Palsu, Kubu Jokowi: Percaya Puslabfor Polri atau Roy?
Jakarta, tvOnenews.com - Pakar Telematika, Roy Suryo membawa hasil uji analisis teknis atas dokumen ijazah Jokowi yang menurutnya tidak autentik saat gelar perkara khusus di Bareskrim Polri Jakarta, Rabu (9/7).
Roy mengaku menggunakan metode Error Level Analysis (ELA) untuk membuktikan dugaan adanya rekayasa digital dalam dokumen tersebut.
Berdasar hasil analisis teknis, Roy meyakini 99,9 persen, ijazah dan skripsi milik Joko Widodo palsu.
"Jadi, saya bersama dokter Rismon Nanti akan menjelaskan secara teknis Intinya nanti akan saya sampaikan seperti ini, ini ringkasannya. Jadi, judulnya adalah analisis teknis ijazah dan skripsi 99,9 persen palsu. Kenapa saya bisa mengatakan 99,9% palsu? Itu nanti akan ada historisnya," ucap Roy Suryo di Bareskrim Polri.
"Di mana pertama kali ijazah itu muncul fotokopinya Itu pada saat di Fakultas Kehutanan UGM, diterangkan oleh Dekan Fakultas Kehutanan waktu itu dokter Sigit Sunarta pada tanggal 24 Oktober tahun 2022, ini YouTube-nya bisa dilihat," sambungnya.
Roy juga menyinggung bahwa kegaduhan soal dugaan ijazah palsu Jokowi diperkeruh dengan adanya unggahan foto ijazah Jokowi oleh kade Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
"Kemudian ada juga, nah ini yang membuat gaduh sebenarnya unggahan dari politisi PSI namanya Dian Sandi ya pada tanggal 1 April 2025. Ini sebenarnya yang bikin gaduh karena pertama kali dia upload dan dia tuliskan asli. Dan ini berwarna," tutur Roy.
Dia menjabarkan, berdasar analisis ELA terhadap ijazah berwarna yang diunggah politisi PSI, Dian Sandi, pada 1 April 2025, menunjukkan adanya rekayasa.
“Logo dan pas foto pada ijazah Jokowi menunjukkan error, tidak terlihat jelas setelah diuji ELA, berbeda dengan ijazah asli yang tetap terlihat utuh,” ujar Roy.
Selain itu, Roy menyebutkan bahwa face comparison antara foto pada ijazah Jokowi dengan wajahnya saat ini tidak cocok (not match).
“Menariknya, foto pada ijazah justru cocok dengan seseorang berinisial DBU, bukan Jokowi,” tambahnya, tanpa merinci identitas DBU.
Roy juga membandingkan ijazah Jokowi (nomor 1120) dengan tiga ijazah lain milik Pronojiwo (1115), almarhum Hary Mulyono (1116), dan Sri Murtiningsih (1117).
Hasilnya, ketiga ijazah pembanding identik, sedangkan ijazah Jokowi tidak.
“Ini bukti teknis yang jelas,” tegas Roy.
Menanggapi hal itu, kuasa hukum Presiden Jokowi, Yakup Hasibuan mengatakan bahwa dalam berbagai kesempatan, pihaknya telah menawarkan untuk memperlihatkan ijazah asli milik Presiden Jokowi.
Namun, kubu pelapor (Roy Suryo, dkk) mengaku tidak hanya akan melihat, namun juga akan menelitinya terlebih dahulu.
"Kami sudah tanya, ini kalau kami tunjukan selesai nggak? 'Iya kalau ditujukkan dan asli kami teliti dulu' lho kok harus diteliti dulu," ungkap Yakup seraya meniru jawaban kubu Roy Suryo.
Hal inilah yang membuat kubu Jokowi terheran-heran. Menurut Yakup, siapakah sosok Roy Suryo sehingga harus menguji keabsahan ijazah Presiden?
"Jadi menurut mereka puslabfor Polri tidak benar? Apa iya semua dokumen itu keaslian harus melalui verifikasi mereka dulu?," kata Yakup.
"Jadi lebih percaya mana nih, puslabfor atau laboratorium Roy Suryo?," imbuhnya.
Dia memandang, seakan-akan semua dokumen penting negara harus diperiksa oleh 'laboratorium Roy Suryo' dulu baru sah.
"Ini negara hukum, ini yang kami selalu kami sampaikan, ini negara hukum ada peraturannya, kalau lebih percaya oleh beberapa oknum saja ya silahkan. Tapi jangan mengintervensi proses hukum yang sudah berjalan. Dan harus tetap mempercayakan pada institusi yang memiliki otoritas dan wewenang," tandasnya. (rpi/dpi)