- Adinda Ratna Safira/tvOnenews
Dinilai Netizen Lambat Saat Evakuasi Pendaki Brasil Juliana Marins, Kepala Basarnas: Tergantung Siapa yang Melihat
Jakarta, tvOnenews.com - Kepala Basarnas, Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii angkat bicara usai adanya kritikan mengenai lambatnya proses evakuasi pendaki asal Brasil, Juliana Marins, yang tewas di Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Sabtu (21/6/2025).
Ia memandang penilaian lambat atau tidak sebenarnya tergantung pihak mana yang melihatnya.
“Tapi saya pastikan bahwa sebenarnya kata-kata lambat atau cepat itu tergantung siapa yang melihat. Tadi Bapak Menteri menyampaikan bahwa kondisi kan tidak seperti di mal,” kata Syafii, di Kantor Pusat Basarnas, Senin (30/6/2025).
Lebih lanjut Syafii mengungkapkan, Basarnas dalam proses evakuasi tentunya sesuai dengan standar operasional (SOP).
“Jadi itu sebenarnya, yang pasti kita memiliki kemampuan standar, potensi SAR sudah melaksanakan kegiatan,” terang Syafii.
Kemudian Syafii memastikan usai ada kejadian, pihaknya akan melakukan evaluasi untuk memperbaiki ke depannya.
“Kalau misalkan ada netizen yang menyampaikan ini lambat atau ini cepat itu sebenarnya itu kan sesuatu yang wajar, dan kita pasti setiap ada kejadian kita pasti akan evaluasi,” jelas Syafii.
Untuk diketahui, Juliana Marins, pendaki asal Brasil diketahui jatuh ke jurang Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Sabtu (21/6/2025). Juliana mendaki bersama lima wisatawan asing dan seorang pemandu lokal.
Dia dikabarkan sempat selamat usai terperosok. Hal itu diketahui saat rombongan pendaki lain mengecek Juliana menggunakan drone. Pendaki yang menemukan Juliana kemudian langsung melaporkan insiden itu.
Tim gabungan yang terdiri dari Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), Basarnas Mataram, Polsek Sembalun, Emergency Medical Hikers Community (EMHC), serta SAR Lombok Timur langsung terjun ke lokasi.
Namun, evakuasi tidak dapat dilakukan hari itu juga karena terkendala cuaca buruk yang tidak menentu. Tim SAR juga sempat kehilangan titik lokasi awal Juliana terjatuh.
Kemudian, pada Selasa (24/6/2025), Juliana ditemukan terperosok semakin dalam yakni di kedalaman 400 meter dari titik awal jatuh. Dan korban ditemukan telah meninggal dunia.
Di hari yang sama, tim SAR berhasil menggapai korban di kedalaman 600 meter. Namun, cuaca buruk membuat tim SAR menunda evakuasi jenazah Juliana dan dilanjutkan pada Rabu (25/6/2025). (ars/iwh)