- Istimewa
Hati-hati Anak ASI, Setelah 6 Bulan Kualitas Bisa Menurun
Jakarta, tvOnenews.com - Air Susu Ibu (ASI) adalah satu-satunya makanan yang direkomendasikan untuk bayi 0 hingga 6 bulan.
Keunggulan dan keistimewaan ASI sebagai nutrisi untuk bayi sudah tidak diragukan lagi sebab mengandung komponen makro dan mikronutrien yang sangat diperlukan.
Meski demikian, anak yang mendapatkan ASI eksklusif belum tentu terhindar dari risiko kekurangan nutrisi, seperti defisiensi zat besi.
Sebagaimana diketahui, setelah berusia lebih dari 6 bulan ASI saja tidak lagi cukup bagi anak.
Apalagi bila ibu tidak cukup gizi sehingga kualitas dan kuantitas ASI menurun. Karena itu, ibu perlu memastikan anak mendapat asupan Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang kaya protein dan zat besi.
Hal itu disampaikan dokter spesialis anak, Agnes Tri Harjaningrumdalam bincang gizi anak bersama Fatayat Nahdlatul Ulama.
“Perlu diperhatikan untuk anak yang ASI, karena akan berbeda dengan anak yang susu formula. Biasanya kalau susu formula sudah ada fortifikasi. Walaupun ASI itu yang terbaik, cuma di usia 6 bulan ASI akan kurang,” jelas Agnes.
Lebih lanjut, Agnes menjelaskan kekurangan nutrisi terutama zat besi pada anak dapat mengakibatkan anak terkena anemia defisiensi besi (ADB).
Kondisi ADB pada anak sama berbahayanya dengan stunting. Bahkan, ADB dapat menurunkan IQ anak sebesar 8 hingga 9 poin.
“Selama ini di Indonesia kita membahasnya tentang stunting, saja kebanyakan, terus ASI. Padahal anemia defisiensi besi ini dampaknya juga bisa menurunkan IQ. Sama kayak stunting” katanya.
Pemenuhan zat besi dikatakan Agnes tidaklah sulit dengan mengonsumsi makanan yang banyak disekitar kita dan mudah diperoleh seperti hati ayam, telur, susu pertumbuhan dan makanan fortifikasi dapat mencegah anak kekurangan zat besi.
“Misalnya pagi kasih hati ayam satu sendok makan. Siang kasih daging cincang 2 sendok makan. Nanti malamnya dikasih 1 kuning telur, itu sudah cukup memenuhi zat besi. Atau kalau mau boleh pakai MPASI yang fortifikasi, itu ada tambahannya udah banyak. Jadi selang-seling seperti itu," katamya.
Sementara itu, Bendahara Umum Fatayat NU, Wilda Tusururoh menyadari kurangnya pemahaman gizi termasuk zat besi pada orang tua.