- Antara
Satgas COVID-19 sebut Zona Merah Turun Tapi Dampak Libur Lebaran Belum Diketahui
Jakarta - Juru bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menjelaskan bahwa telah terjadi penurunan jumlah zona merah meski memperingatkan bahwa dampak dari libur Lebaran 2021 belum diketahui dan baru akan terlihat beberapa pekan ke depan.
"Di minggu lalu terjadi penurunan jumlah zona merah dari 12 kabupaten/kota menjadi tujuh kabupaten/kota," kata Wiku dalam konferensi pers virtual Satgas COVID-19 di Graha BNPB, Jakarta, Kamis.
Selain itu, berdasarkan data per 16 Mei 2021 terjadi juga penurunan zona oranye dari 324 kabupaten/kota menjadi 321 kabupaten kota. Pengurangan itu diiringi bertambahnya daerah yang masuk zona kuning dari 169 menjadi 177 kabupaten/kota.
Sedangkan untuk zona hijau tetap bertahan pada delapan kabupaten/kota yang tidak memiliki kasus baru.
Wiku menyampaikan apresiasinya atas usaha pemerintah daerah, karena data menunjukkan penurunan di zona risiko tinggi dan sedang atau merah dan oranye yang berpindah ke risiko rendah atau zona kuning.
Ia menyatakan untuk daerah yang masih masuk zona merah yaitu Sleman di Yogyakarta, Kota Salatiga di Jawa Tengah, Kota Palembang di Sumatera Selatan, Kota Pekanbaru di Riau, Solok dan Kota Bukittinggi di Sumatera Barat, serta Deli Serdang di Sumatera Utara.
"Kepada tujuh kabupaten/kota ini mohon untuk dapat segera memperbaiki penanganan COVID-19 di daerahnya, karena seperti yang saya sampaikan sebelumnya bahwa perkembangan di minggu lalu belum merupakan dampak dari libur Idul Fitri dan periode mudik," katanya.
Satgas memperingatkan bahwa jika tujuh wilayah tersebut sudah berada di zona merah sebelum dampak libur Idul Fitri terlihat, yang diperkirakan terjadi beberapa pekan setelah periode itu, bukan tidak mungkin kabupaten/kota itu akan kewalahan menghadapi kemungkinan kenaikan kasus COVID-19.
"Saya ingatkan tidak hanya kabupaten/kota di zona merah saja namun di seluruh zonasi risiko untuk terus meningkatkan penanganan COVID-19 di wilayahnya, utamanya dalam beberapa minggu ke depan sebagai antisipasi dampak libur Idul Fitri," demikian Wiku Adisasmito. (ADE/ANTARA).