news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Menteri Kebudayaan (Menbud) RI Fadli Zon saat diwawancarai di Strzelinko, Kota Slupsk, Polandia.
Sumber :
  • ANTARA

'Ogah' Akui Peristiwa Pemerkosaan Massal Tragedi 1998, Ketum PITI Minta Fadli Zon Jangan Jadi Sumber Perpecahan

Menteri Kebudayaan (Menbud) RI, Fadli Zon menuai sorotan publik usai sikap menohoknya yang mempertanyakan peristiwa pemeriksaan massal pada Mei 1998.
Selasa, 24 Juni 2025 - 20:17 WIB
Reporter:
Editor :

Jakarta, tvOmenews.com - Menteri Kebudayaan (Menbud) RI, Fadli Zon menuai sorotan publik usai sikap menohoknya yang mempertanyakan peristiwa pemeriksaan massal pada Mei 1998.

Ketua Umum Persaudaraan Islam Tionghoa (PITI), Ipong Hembing Putra pun ikut menyorot sikap yang ditunjukan oleh Fadli Zon.

“Dengan penuh rasa prihatin, kami menyampaikan penyesalan atas pernyataan Bapak Fadli Zon yang kembali membuka luka lama terkait tragedi kemanusiaan Mei 1998, khususnya mengenai kekerasan terhadap perempuan keturunan Tionghoa,” kata Ipong kepada awak media, Jakarta, Selasa (24/6/2025).

Ketum PITI, Ipong Hembing Putra
Sumber :
  • Istimewa

 

Ipong menuturkan tragedi kerusuhan Mei 1998 merupakan babak kelam dalam sejarah Bangsa Indonesia yang menyisakan trauma mendalam bagi keluarga-keluarga Tionghoa.

Bahkan, kata Ipong, banyak dari para korban tragedi tersebut hingga kini memilih diam demi menjaga persatuan.

“Di tengah semangat kebangsaan yang semakin inklusif saat ini, narasi yang mempertanyakan atau mengecilkan penderitaan korban justru berpotensi mengganggu rasa keadilan dan harmoni yang sedang kita bangun bersama,” ujarnya.

Ipong pun berharap dengan tulus agar Fadli Zon dapat mengevaluasi dan memperbaiki sikap serta narasinya, agar lebih berempati dan menghargai luka kolektif yang pernah terjadi saat tragedi 1998 tersebut.

“Tokoh nasional seperti beliau memiliki tanggung jawab moral untuk menjadi jembatan persatuan, bukan sumber perpecahan,” katanya.

Ipong meyakini bahwa sejarah harus dicatat secara objektif dan adil, tetapi juga dengan hati yang peka terhadap penderitaan manusia, bukan semata berdasarkan narasi politik atau pembacaan akademik yang kering dari rasa kemanusiaan.

“Mari kita jaga semangat kebangsaan, persatuan dan rekonsiliasi, demi masa depan Indonesia yang semakin kuat dalam kebhinekaan,” ungkapnya. (raa)

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

11:47
15:11
07:39
18:33
03:26
01:19

Viral