- dok. DPRD DKI Jakarta
Demokrat Kritik Ambisi 'Kelas Dunia' Pramono: Anak di Jakarta Masih Gizi Buruk, RS Penuh
Jakarta, tvOnenews.com — Gagasan besar Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menjadikan layanan kesehatan ibu kota berstandar internasional menuai kritik tajam.
Fraksi Partai Demokrat DPRD DKI menilai, di tengah ambisi program “Sehat Bersama Kelas Dunia”, Pemprov DKI justru mengabaikan persoalan dasar yang masih akut, mulai dari gizi buruk hingga ketimpangan fasilitas layanan kesehatan.
Ketua Fraksi Demokrat DPRD DKI Jakarta, Ali Muhammad Johan, menyampaikan bahwa cita-cita membangun rumah sakit bertaraf global patut diapresiasi, tetapi semestinya tak menutup mata terhadap kenyataan di lapangan.
“Jakarta boleh punya mimpi besar, tetapi jangan lupa masalah di akar rumput. Jangan sampai kita membangun rumah sakit megah, tapi anak-anak di kampung kota masih mengalami gizi buruk,” ujar Ali saat dihubungi, Senin (23/6/2025).
Ali menyoroti rencana Pemprov mengembangkan RSUD Cakung menjadi rumah sakit berstandar internasional mulai 2026, serta menggulirkan program Kantin Sehat Jakarta Cerdas Berkelanjutan di sekolah-sekolah.
Namun, menurutnya, banyak wilayah padat penduduk di Jakarta yang masih dihantui kasus gizi buruk, antrean panjang rumah sakit, dan minimnya ruang rawat inap.
“Program Kantin Sehat di sekolah memang layak diapresiasi sebagai langkah preventif jangka panjang. Namun tanpa intervensi langsung di kantong-kantong kemiskinan, upaya ini akan sulit menekan angka gizi buruk secara signifikan,” tegasnya.
Politikus Demokrat yang juga anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta itu mengatakan, tolok ukur keberhasilan layanan kesehatan bukanlah gedung rumah sakit megah, melainkan akses yang merata hingga ke kampung-kampung padat dan rusun-rusun.
“Pembangunan layanan kesehatan yang berkeadilan itu bukan soal gedung bagus saja, tapi soal seberapa cepat pemerintah bisa memastikan warga di pinggiran rel, kampung padat, hingga rusun-rusun merasakan layanan yang layak,” ujarnya.
Ali menyebut, ulang tahun ke-498 Jakarta harus menjadi momen refleksi: apakah pembangunan di Jakarta betul-betul menyentuh semua warga, atau hanya dinikmati sebagian kalangan.
“Kesehatan itu soal kemanusiaan, bukan soal kelas sosial. Jangan ada warga Jakarta yang tersisih hanya karena lahir dan tinggal di gang sempit,” katanya.
Sementara itu, dalam Rapat Paripurna Istimewa HUT ke-498 Jakarta di DPRD DKI Jakarta, Gubernur Pramono Anung memaparkan berbagai capaian 100 hari kepemimpinannya bersama Wakil Gubernur Rano Karno.
Di antaranya pemutihan ijazah, Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU), Kartu Jakarta Pintar (KJP), hingga perluasan layanan Transjakarta menjadi Transjabodetabek.
Pramono juga menegaskan komitmennya menghadirkan layanan kesehatan kelas dunia melalui pengembangan RSUD Cakung serta program Kantin Sehat di sekolah. Menurutnya, program ini bukan hanya soal gizi anak, tetapi juga pendidikan dan kewirausahaan generasi muda.
“Program ini diharapkan menjadi center of excellence untuk peningkatan gizi, pembelajaran, hingga kewirausahaan,” ujar Pramono.
Lebih lanjut, ia menyampaikan rencana pengelolaan air terpadu melalui program Air Terkelola, Kota Berkelas Dunia, yang mencakup pengerukan sungai dan perbaikan saluran di kawasan padat penduduk untuk pengendalian banjir yang adaptif dan berkelanjutan. (agr/nba)