news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Logo BMKG.
Sumber :
  • BMKG

Ada Kabar Buruk, Semua Warga Indonesia Diminta Harus Waspada dengan Fenomena Mengerikan Ini pada Sabtu 14 Juni 2025

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan kabar buruk di Indonesia yang akan terjadi pada Sabtu (14/6/2025). Simak informasi selengkapya.
Sabtu, 14 Juni 2025 - 00:02 WIB
Reporter:
Editor :

Jakarta, tvOnenews.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan kabar buruk di Indonesia yang akan terjadi pada Sabtu (14/6/2025).

BMKG mengingatkan masyarakat agar waspada terhadap suhu panas yang berpotensi terjadi di sejumlah wilayah di Sumatera Utara yang dapat mencapai 35 derajat celcius

"Untuk itu masyarakat diharapkan dapat mengurangi kegiatan di luar ruangan, memperbanyak minum air putih dan selalu pantau info BMKG," kata Prakirawan BBMKG Wilayah I, Lestari Irene Purba di Medan.

Sementara terkait cuaca di Sumatera Utara pada Sabtu (14/6) pagi, berawan dan berpotensi hujan ringan di Medan, Deli Serdang. Gunung Sitoli, Binjai, Langkat, Padang Lawas dan sekitarnya.

Siang hingga sore hari cerah berawan di sebagian besar wilayah Sumatera Utara.

Malam hari juga berawan dan berpotensi hujan ringan. Di Deli Serdang, Karo, Langkat, Simalungun dan sekitarnya.

Dini hari berawan dan berpotensi hujan ringan di Deli Serdang, Humbang Hasundutan, Karo, Binjai, Medan, Tebing, Langkat, Mandailing Natal, Samosir,Tapanuli Selatan, Serdang Bedagai dan Tapanuli Utara.

Suhu udara rata-rata 15-35 derajat celcius, kelembaban udara berkisar 52-99 persen dan angin berhembus dari Tenggara hingga Barat dengan kecepatan 4-10 Knot.

Sementara berdasarkan pantauan sensor medis yakni Satelit Tera, Aqua, SNPP, dan NOAA20, delapan titik panas (hotspot) terpantau di Sumatera Utara, yakni 1 titik di Labuhanbatu, 2 di Padang Lawas, 2 di Padanglawas Utara, 1 Tapanuli Tengah, 2 di Tapanuli Utara.

BMKG juga menyebutkan Siklus Tropis Wutip 17.2 Derajat Lintang Utara-110.3 Derajat Bujur Timur di Laut China Selatan memacu peningkatan kecepatan angin dan tinggi gelombang di sejumlah perairan di Indonesia, termasuk perairan di Sumatera Utara.

Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Maritim Belawan Indah Riandiny mengatakan pola angin di wilayah Indonesia bagian Utara pada umumnya bergerak dari Tenggara hingga Barat Daya dengan kecepatan angin berkisar 8-30 knot.

Sedangkan di wilayah Indonesia bagian Selatan umumnya bergerak dari Timur hingga Tenggara dengan kecepatan berkisar antara 8-25 knot.

Kecepatan angin tertinggi terpantau di Laut Natuna Utara, Samudera Hindia Selatan Banten hingga Nusa Tenggara Timur (NTT).

Di sejumlah perairan di Sumatera Utara berpotensi diterjang gelombang antara 1,25 hingga 2,5 meter yang dapat terjadi di Samudera Hindia Barat Kepulauan Nias, Perairan Kepulauan Batu, Perairan Barat Kepulauan Batu, Perairan Barat Kepulauan Nias.

"Kondisi gelombang tinggi tersebut dapat terjadi mulai 13 Juni pagi hingga 16 Juni 2025 pagi," terangnya.

Terkait kondisi tersebut, diingatkan jika kecepatan angin mencapai 15 knot dan tinggi gelombang laut mencapai 1,25 meter, hal itu berisiko terhadap pelayaran yang menggunakan perahu nelayan.

Sementara jika kecepatan angin mencapai 16 knot dan gelombang tinggi mencapai 1,5 meter memiliki risiko terhadap keselamatan pelayaran kapal tongkang.

Selain itu, BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Baabullah Ternate mengeluarkan peringatan dini terkait potensi cuaca ekstrem di wilayah Provinsi Maluku Utara selama periode 13–18 Juni 2025.

Kepala Stasiun BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Baabullah Ternate, Sakimin melaporkan kondisi atmosfer menunjukkan adanya pola belokan dan pertemuan massa udara serta aktifnya gelombang Kelvin yang dapat memicu peningkatan pertumbuhan awan hujan di kawasan tersebut.

"Secara umum cuaca di Maluku Utara selama periode ini diprakirakan akan didominasi oleh kondisi berawan hingga hujan ringan, dengan potensi hujan intensitas sedang hingga lebat yang terjadi secara fluktuatif sepanjang pagi, siang/sore, malam, hingga dini hari," ungkap Sakimin.

Kondisi tersebut berpotensi menimbulkan dampak bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, pohon tumbang, berkurangnya jarak pandang, hingga angin kencang.

Rincian prakiraan cuaca di wilayah Maluku Utara pada 13 Juni 2025, kata dia, hujan sedang hingga lebat diprakirakan terjadi di sebagian wilayah Kabupaten Pulau Morotai, Halmahera Utara, Halmahera Barat, Halmahera Timur, Kota Tidore Kepulauan, Kota Ternate, Halmahera Tengah, Halmahera Selatan, Pulau Taliabu, Kepulauan Sula, dan sekitarnya.

Pada 14–15 Juni 2025 tercatat potensi hujan sedang hingga lebat di wilayah Pulau Morotai, Halmahera Utara, Halmahera Barat, Halmahera Timur, Kota Tidore Kepulauan, Halmahera Tengah, Halmahera Selatan, dan sekitarnya.

Sedangkan, 16–18 Juni 2025, potensi hujan intensitas sedang hingga lebat kembali meluas dan diperkirakan terjadi di wilayah Pulau Morotai, Halmahera Utara, Halmahera Barat, Halmahera Timur, Kota Tidore Kepulauan, Kota Ternate, Halmahera Tengah, Halmahera Selatan, Pulau Taliabu, Kepulauan Sula, dan wilayah sekitarnya.

Karena itu BMKG mengimbau pemerintah daerah bersama instansi terkait, seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Balai Wilayah Sungai Maluku Utara, dan Direktorat Lalu Lintas Polda Maluku Utara, meningkatkan koordinasi dan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana yang ditimbulkan oleh cuaca ekstrem.

Pihaknya telah meminta beberapa langkah mitigasi yang dianjurkan, diantaranya menyiapkan infrastruktur dan sistem pengelolaan air yang memadai untuk menghadapi lonjakan curah hujan, menjauhkan aktivitas masyarakat dan arus lalu lintas dari daerah rawan longsor dan banjir dan memperkuat sosialisasi kepada masyarakat mengenai bahaya cuaca ekstrem, dan langkah-langkah antisipasinya.

Masyarakat juga diimbau untuk lebih peduli terhadap lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan, melakukan kerja bakti membersihkan saluran air, serta menata lingkungan sekitar agar tidak menjadi pemicu banjir.

"Penting bagi seluruh lapisan masyarakat untuk mengenali potensi bencana di lingkungan masing-masing dan selalu mengikuti informasi resmi dari BMKG. Kesadaran dan kesiapsiagaan kolektif akan sangat membantu dalam meminimalkan risiko bencana hidrometeorologi," tuturnya.

BMKG akan terus memantau perkembangan cuaca dan menginformasikan kondisi terkini kepada masyarakat melalui kanal-kanal resmi.(ant/lkf)

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

05:05
01:59
02:45
02:14
01:33
04:47

Viral