news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Hadir di Rakernis, Rocky Gerung Sorot Gagasan Hari Keselamatan Lalu Lintas.
Sumber :
  • Istimewa

Hadir di Rakernis, Rocky Gerung Sorot Gagasan Hari Keselamatan Lalu Lintas

Filsuf, Rocky Gerung hadir sebagai narasumber dalam Rakernis Lalu Lintas 2025 yang diselenggarakan Korlantas Polri.
Jumat, 13 Juni 2025 - 19:49 WIB
Reporter:
Editor :

Jakarta, tvOnenews.com - Filsuf, Rocky Gerung hadir sebagai narasumber dalam Rakernis Lalu Lintas 2025 yang diselenggarakan Korlantas Polri

Ia mengajak peserta melihat jalan raya bukan hanya sebagai ruang kendaraan, tapi sebagai cermin karakter sosial bangsa. 

“Lalu lintas adalah ruang etika dan ego. Siapa kita sebenarnya, terlihat dari cara kita bersikap di jalan,” kata Rocky, Jakarta, Jumat (13/6/2025).

Rocky mengangkat lima gagasan kunci, antara lain diskresi polisi yakni menyeimbangkan aturan dan nurani.

Menurutnya tidak semua pelanggaran hukum harus direspons secara hitam-putih. 

Tak hanya itu, polisi harus mampu menilai konteks tindakan dan pembenarannya. 

“Hukum itu kering. Diskresi membuatnya hidup,” tegas Rocky.

Kedua, jalan raya yakni tempat nilai dan kepentingan bertemu. 

Jalan raya adalah ruang publik tempat kelas sosial bertemu dari tukang ojek hingga pejabat yang dimaksud berupa arena interaksi negosiasi bahkan konflik nilai. 

“Lalu lintas bukan hanya fisik, tapi psikologis,” katanya.

Ketiga, budaya amuck berupa komunal tapi kacau. 

Rocky menyebut bahwa karakter lalu lintas Indonesia masih dipengaruhi pola budaya amuck yakni sebuah istilah Melayu yang menggambarkan ledakan emosi massal yang spontan dan tak rasional. 

“Mentalitas ini menciptakan situasi yang chaotic, kacau, tak teratur, sulit dikendalikan. Ini bukan sekadar pelanggaran, tapi pola sosial,” jelas Rocky. 

"Karena itu, pendekatan disiplin tak bisa hanya berbasis hukum, tapi juga kebudayaan dan edukasi," sambungnya.

Keempat, yakni manusia dan mobil yang dinilainya diperbudak waktu. 

Manusia menciptakan kendaraan untuk bergerak cepat, tapi akhirnya dikendalikan oleh waktu. 

“Kita menciptakan mobil karena dikejar janji. Tapi lama-lama, kita yang dikejar-kejar waktu. Ini tekanan eksistensial,” ungkapnya.

Kelima, mobil sebagai simbol hasrat.

Rocky menyoroti fenomena fetisisme kendaraan ketertarikan seksual pada kendaraan. 

Menurutnya mobil bukan sekadar alat, tapi simbol status dan ego. 

“Mobil menyatu dengan diri pemiliknya. Di jalan, ia bukan sekadar benda, tapi subjek yang bersaing,” ujar Rocky.

Rocky menegaskan bahwa wajah peradaban bangsa bisa dilihat dari lalu lintasnya. 

“Jika ingin tahu siapa kita sebenarnya, lihatlah cara kita mengemudi dan berbagi jalan. Di sana ego, empati, dan etika saling bertabrakan,” tandasnya.

Berita Terkait

1
2 Selanjutnya

Topik Terkait

Saksikan Juga

02:55
00:50
05:10
01:03
01:20
01:12

Viral