- Kolase tvOnenews.com
Bos Besar GRIB Jaya Tertunduk Cium Tangan Sutiyoso, Sosok Sebenarnya Hercules Dibongkar oleh Tokoh Intelijen Indonesia, Ternyata Suka...
tvOnenews.com - Di balik pemberitaan perseteruan Hercules dengan para Jenderal Purnawirawan TNI, tokoh inteijen paling dihormati di Indonesia membeberkan sosok sebenarnya dari Ketua Umum GRIB Jaya itu.
Sebagaimana diketahui, sempat terjadi ketegangan antara Rosario de Marshall atau Hercules dengan mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo.
Perselisihan keduanya terjadi usai Hercules dengan lantang menghina Letjen (Purn) Sutiyoso dengan sebutan "sudah bau tanah".
- Kolase tvOnenews.com
Sebelumnya mantan preman Tanah Abang itu membela Wapres Gibran Rakabuming Raka soal usulan pemakzulan yang dituntut oleh Forum Purnawirawan TNI.
Adapun salah satu tokoh yang mendukung pemakzulan tersebut adalah mantan Gubernur DKI, Sutiyoso dan pernah menjadi Wadanjen Kopassus tahun 1992.
Sontak saja pernyataan Hercules soal 'bau tanah' itu menjadi perbincangan hangat publik dan memicu reaksi keras dari kalangan Purnawirawan.
Salah satunya yang cukup keras adalah Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo yang geram atas pernyataan dari Hercules.
Gatot mengecam keras sikap Hercules yang dianggap tidak menghargai tokoh Militer Indonesia, Sutiyoso.
Setelah melontarkan kata hinaan 'bau tanah', Rosario de Marshall atau Hercules akhirnya meminta maaf secara langsung kepada Sutiyoso.
Ketua Umum GRIB Jaya mendatangi kediaman Sutiyoso bersama teman-temannya dari Timor Timur untuk meminta maaf secara langsung kepada sesepuh Purnawirawan TNI tersebut.
Permintaan maaf Hercules itu adalah buntut dari pernyataan kontroversialnya yang menyebut Sutiyoso 'bau tanah'.
Meski sudah pernah meminta maaf melalui media, namun mantan Penguasa Tanah Abang itu nampaknya merasa hal ini belum tuntas jika belum bertemu langsung dengan Jenderal Kopassus itu.
Pada 28 Mei, Hercules datang menemui langsung Sutiyoso, dalam pertemuan tersebut pria asli Timor Timur itu meminta maaf sambil memberikan kain khas Timor sebagai bentuk permintaan maaf.
Meski tampil garang di media dalam beberapa waktu lalu, namun kini Hercules tampak khidmat dan melembut saat mencium tangan Sutiyoso, seperti layaknya kepada orang tua sendiri.
Sosok Sebenarnya Hercules
Dalam acara bincang bersama Rhenald Kasali, Mantan kepala BIN (Badan Intelijen Negara, AM Hendropriyono berbicara blak-blakan soal Depremanisasi dan Hercules.
AM Hendropriyono bukan sosok sembarangan dalam dunia intelijen.
Jenderal yang kerap dijuluki 'The Master of Intelligence' sudah malang melintang, dalam riwayatnya, Hendropriyono pernah menjadi Kepala Badan Intelijen Negara (BIN).
Julukan ini hadir bukan tanpa sebab, melainkan karena AM Hendropriyono menjadi profesor di bidang ilmu filsafat intelijen pertama di dunia.
Dalam persoalan Hercules, ia pun memberikan tanggapan.
"Kalau cuma Hercules, saya rasa kita mesti berpikir dingin, walaupun mungkin hatinya panas, kecewa," ungkap Hendropriyono dilansir dari youtube Rhenald Kasali.
Menurut pandangan Hendropriyono, Hercules dan para prajurit kita adalah korban dari konspirasi global seperti operasi TNI di Timor Timur.
"Yang nyuruh kita Tim-tim siapa? Amerika, karena dia kiranya itu komunis, dia mau balas kekalahannya di Vietnam," ujarnya.
Mertua dari Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Andika Perkasa ini menceritakan bahwa Amerika Serikat kalah perang Vietnam tahun 1974.
"Tahun 1975, kami ini termasuk saya, bulan Februari masuk di sana (Timor Timur) Operasi Seroja, dia (Amerika Serikat) yang suruh, kasih mobil utility, banyak sekali," ujarnya.
"Kita kan nggak punya mobil, turun operasi, mobilnya dari Vietnam dibawa ke situ," sambungnya.
Saat itu, Hendropriyono masih berpangkat kapten, a pun meyakini bahwa para bosnya dulu juga disuruh sehingga operasi Seroja itu bisa berjalan.
"Sebelum kita nyerbu itu, banyak yel-yel dan slogan, Viva Amerika, VIVA United States di perbatasan di sana, jadi kita mendung Amerika Serikat untuk menyerbu Timor Timur," jelasnya.
"Selagi Portugal waktu itu dikuasai perwira-perwira revolusioner yang kiri, jadi memang waktunya sangat tepat, sehingga kita tidak terlalu sulit untuk menguasai," sambungnya.
- Istimewa
Kemudian, lulusan Akademi Militer Nasional Magelang tahun 1967 itu mengatakan bahwa pada tahun 1998 terjadi peristiwa diseret ke Pengadilan HAM atas Operasi Timor Timur tersebut.
"Artinya dia (Amerika Serikat) yang memulai, dia yang mengakhiri dan kita dijadikan kambing congek," ucap Hendropriyono.
Menurutnya, hadirnya Hercules juga bagian dari konspirasi global dan merupakan korban.
"Kita harus punya pemikiran ke situ bahwa Hercules cs ini adalah korban transisi, termasuk perwira-perwira yang dulu, para veteran, para purnawirawan, termasuk Prabowo Subianto. Ini semuanya kan korban konspirasi internasional, kita jangan lupa itu," ujarnya.
Adapun jika Hercules dinilai banyak meresahkan dengan Ormas yang dipimpinnya GRIB.
"Kenapa kalau sekarang dinilai meresahkan dan lain-lain kayak begini, berarti kan masalah pembinaan, bukan bekas teroris ini, ini bekas pahlawan, yang sebenarnya harus kita bina secara sistemik," pungkasnya. (ind)