- Kolase tvOnenews.com
Bos Besar GRIB Jaya Tertunduk Cium Tangan Sutiyoso, Sosok Sebenarnya Hercules Dibongkar oleh Tokoh Intelijen Indonesia, Ternyata Suka...
Dalam acara bincang bersama Rhenald Kasali, Mantan kepala BIN (Badan Intelijen Negara, AM Hendropriyono berbicara blak-blakan soal Depremanisasi dan Hercules.
AM Hendropriyono bukan sosok sembarangan dalam dunia intelijen.
Jenderal yang kerap dijuluki 'The Master of Intelligence' sudah malang melintang, dalam riwayatnya, Hendropriyono pernah menjadi Kepala Badan Intelijen Negara (BIN).
Julukan ini hadir bukan tanpa sebab, melainkan karena AM Hendropriyono menjadi profesor di bidang ilmu filsafat intelijen pertama di dunia.
Dalam persoalan Hercules, ia pun memberikan tanggapan.
"Kalau cuma Hercules, saya rasa kita mesti berpikir dingin, walaupun mungkin hatinya panas, kecewa," ungkap Hendropriyono dilansir dari youtube Rhenald Kasali.
Menurut pandangan Hendropriyono, Hercules dan para prajurit kita adalah korban dari konspirasi global seperti operasi TNI di Timor Timur.
"Yang nyuruh kita Tim-tim siapa? Amerika, karena dia kiranya itu komunis, dia mau balas kekalahannya di Vietnam," ujarnya.
Mertua dari Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Andika Perkasa ini menceritakan bahwa Amerika Serikat kalah perang Vietnam tahun 1974.
"Tahun 1975, kami ini termasuk saya, bulan Februari masuk di sana (Timor Timur) Operasi Seroja, dia (Amerika Serikat) yang suruh, kasih mobil utility, banyak sekali," ujarnya.
"Kita kan nggak punya mobil, turun operasi, mobilnya dari Vietnam dibawa ke situ," sambungnya.
Saat itu, Hendropriyono masih berpangkat kapten, a pun meyakini bahwa para bosnya dulu juga disuruh sehingga operasi Seroja itu bisa berjalan.
"Sebelum kita nyerbu itu, banyak yel-yel dan slogan, Viva Amerika, VIVA United States di perbatasan di sana, jadi kita mendung Amerika Serikat untuk menyerbu Timor Timur," jelasnya.
"Selagi Portugal waktu itu dikuasai perwira-perwira revolusioner yang kiri, jadi memang waktunya sangat tepat, sehingga kita tidak terlalu sulit untuk menguasai," sambungnya.
- Istimewa
Kemudian, lulusan Akademi Militer Nasional Magelang tahun 1967 itu mengatakan bahwa pada tahun 1998 terjadi peristiwa diseret ke Pengadilan HAM atas Operasi Timor Timur tersebut.
"Artinya dia (Amerika Serikat) yang memulai, dia yang mengakhiri dan kita dijadikan kambing congek," ucap Hendropriyono.