- istimewa
Cerita Pedagang Merasa Ditipu Anak Buah Hercules di GRIB Jaya Selama Duduki Lahan Sengketa BMKG, Mengaku Bingung Tiba-Tiba Didatangi Polisi
Jakarta, tvOnenews.com - Terungkap cerita pedagang yang merasa ditipu anak buah Hercules di GRIB Jaya selama ia menduduki lahan sengketa BMKG.
Ormas pimpinan Hercules, GRIB Jaya belakangan menjadi sorotan usai dilaporkan polisi oleh BMKG karena dituduh menduduki lahan milik negara secara ilegal.
Adapun lahan yang diduduki oleh GRIB Jaya itu berlokasi di Pondok Betung, Tangerang Selatan (Tangsel). Ternyata tanah itu adalah sengketa antara BMKG dan pihak ahli waris.
- Kolase tangkapan layar YouTube GRIB TV & Julio Trisaputra/tvOnenews.com
Pihak BMKG mengklaim memiliki bukti berupa sertifikat dan rekomendasi dari Mahkamah Agung (MA) terkait kepemilikan lahan seluas 12 hektare itu. Sementara pihak ahli waris mengklaim memiliki surat girik dari kelurahan.
Merasa kalah kekuatan, para ahli waris kemudian meminta tolong ke GRIB Jaya untuk menjaga lahan tersebut sekaligus minta diberikan bantuan hukum.
Di dalam prosesnya, ormas pimpinan Hercules di Tangsel itu menduduki lahan tersebut sambil menyewakannya kepada sejumlah pelapak.
Tiba-tiba pada Sabtu (24/5/2025) lalu, pihak BMKG bersama kepolisian menggusur seluruh lapak sekaligus markas GRIB Jaya yang ada di lahan sengketa tersebut.
Sempat bersitegang, kini lahan sengketa itu sudah rata dengan tanah, hanya sisa satu pedagang hewan kurban yang diperbolehkan berjualan sampai 8 Juni 2025.
Salah satu pedagang seafood yang turut digusur bernama Darmaji mengaku dirinya bingung tiba-tiba digusur.
Selama ini, ia merasa sudah membayar sewa ke ormas dengan nominal yang tidak sedikit. Tapi akhirnya ia harus menutup dagangannya karena ternyata berdiri di lahan sengketa.
- Istimewa
"Saya jualan, Pak. Jualan seafood. Saya di sini tadinya ditawarin sama RT saya," kata Darmaji, saat ditanyai oleh polisi di lokasi sebelum penggusuran.
Ia pun mulai mendirikan lapak jualan seafood di lokasi tersebut sejak Januari 2025 dengan modal sekitar Rp70 juta.
Setiap bulannya, ia diminta untuk membayar uang sewa sekaligus listrik berjumlah Rp3,5 juta.
Bayaran itu dikirimkan melalui bank ke pria bernama Yani, yang diketahui adalah pimpinan GRIB Jaya Tangsel.
Darmaji mengaku selama ini tak khawatir berjualan di lahan itu dengan rutin membayar sewa kepada para anak buah Hercules.
Pihak polisi kemudian bertanya apakah tahu jika lahan yang ditempatinya adalah milik BMKG. Darmaji mengungkapkan dirinya tak mengetahui fakta itu.
"Saya baru tahu ini Pak, makanya saya bingung tadinya," ujar pria asal Brebes itu.
Dirinya pun mengaku selama ini tak diberi penjelasan oleh anggota GRIB Jaya atau anak buah Hercules di Tangsel terkait status lahan.
- istimewa
"Enggak (dijelaskan Yani) pokoknya bayar keamanan, uang sewa, listrik," katanya lagi.
Hal senada diungkapkan pedagang hewan kurban bernama Ina Wahyuningsih. Ia mulai menempatkan sapinya baru-baru ini di lahan sengketa tersebut.
"Saya udah biasa di sini puluhan tahun dan kebetulan saya kan kenal sama anak-anak ormas ini dan saya lihat lahan ini kan ada kosong. Saya bertanya lah sama mereka," terang Ina.
Ia bertanya apakah bisa menempatkan hewan kurban dagangannya di lahan kosong itu. Setelah dihubungkan oleh ketua setempat yaitu Yani, mereka pun bernegosiasi soal harga sewa lapak.
Ina pun mengaku membayar Rp22 juta untuk menyewa tempat sekaligus perizinannya. Uang itu dibayarkan kepada Yani selaku pimpinan GRIB Jaya Tangsel. (iwh)