- tvOnenews.com/Abdul Gani Siregar
Demonstran Ricuh di Depan Balai Kota Jakarta, Polisi Langsung Tegas Pukul Mundur, Mahasiswa Dibawa ke Mobil Tahanan
Jakarta, tvOnenews.com - Aksi demonstrasi yang dilakukan oleh sejumlah mahasiswa ricuh di depan Balai Kota DKI Jakarta, pada Rabu (21/5/2025).
Berdasarkan pantauan tim tvOnenews.com di lokasi, saat hendak pulang menuju Halte Balai Kota, pagar kantor Gubernur DKI Jakarta sudah dibarikade oleh pasukan kepolisian.
Namun, belum diketahui aksi demo apa yang sedang diperjuangkan oleh para mahasiswa.
Berdasarkan pendengaran jurnalis, Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Polisi Susatyo Purnomo Condro, mengatakan bahwa para mahasiswa sedang melakukan aksi demo terkait HAM.
Hal ini diketahui ketika Susatyo mencoba untuk melakukan komunikasi dengan koordinator aksi.
“Tidak seperti ini kalian melakukan aksi, bukan seperti ini membela HAM,” kata Susatyo, di depan Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Rabu (21/5/2025).
Susatyo meminta para mahasiswa menghentikan aksi demonstrasi yang mereka lakukan karena dinilai sudah anarkis.
Para aksi massa melakukan pemukulan terhadap anggota kepolisian.
“Ini sudah anarkis, kalian sudah melakukan pemukulan terhadap anggota saya, ini sudah tindak pidana,” tegas Susatyo.
Sementara, koordinator aksi di atas mobil komandonya mencoba untuk memberikan penjelasan, namun komunikasi dua arah terjadi, akan tetapi tidak ada yang mengalah, dan komunikasi berjalan tidak baik.
“Pak, dengar dulu, pak, pak, pak,” pinta mahasiswa tersebut.
Sementara Susatyo terus meminta para mahasiswa untuk berhenti melakukan aksi karena sudah mengganggu fasilitas publik seperti pengguna jalan raya.
Susatyo menegaskan pihaknya sangat kooperatif apabila ingin melakukan aksi demonstrasi, tetapi harus dilakukan secara kondusif dan tidak merugikan pihak lain.
Karena komunikasi keduanya yang kian buruk, Susatyo memerintahkan anak buahnya untuk mengamankan para mahasiswa ke dalam mobil tahanan.
“Jangan melawan, ayo masuk ke mobil tahanan satu per satu, ayo masuk. Bawa mereka, jangan melawan,” tegasnya.
Sementara itu, para mahasiswa menolak untuk diamankan dan melakukan barikade, saling memegang tangan satu sama lain, sementara yang perempuan naik ke atas mobil komando.
Kericuhan pun tak dapat dibendung, petugas kepolisian secara paksa menarik mahasiswa satu per satu ke dalam mobil tahanan, begitu juga terduga provokator.
Mahasiswa berteriak dan mencoba menyelamatkan temannya yang diamankan oleh pihak kepolisian.