- Istimewa
Hercules Terancam Penjara Usai Sebut Rodon Pedrason “Jenderal Ompong”, Kapolda dan Pangdam Jaya Angkat Bicara
tvOnenews.com - Ketua Umum Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB Jaya), Hercules Rosario de Marshall, kembali menjadi sorotan tajam publik usai pernyataan kontroversialnya terhadap Mayjen (Purn) TNI Rodon Pedrason.
Tak tanggung-tanggung, Hercules menyebut sang jenderal sebagai “jenderal ompong”, memicu kemarahan di kalangan TNI dan menciptakan gelombang tekanan hukum terhadap tokoh ormas tersebut.
Pernyataan itu diucapkan Hercules dalam respons terhadap pernyataan Rodon yang sebelumnya mengusulkan agar ormas-ormas yang dianggap bermasalah sebaiknya “ditumpas” dalam konteks pembahasan RUU TNI.
Bagi Hercules, seruan Rodon dianggap sebagai bentuk penghinaan terhadap jutaan warga negara yang tergabung dalam berbagai organisasi masyarakat.
“Kalau mantan Bapak Jenderal ini dulu masih aktif tidak berani bilang tumpas. Sekarang udah pensiun, udah gigi ompong, bilang tumpas. Gigit pakai apa?” kata Hercules dalam tayangan di GRIB TV yang kini viral di media sosial.
Namun lontaran tersebut tidak dianggap sepele. Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto menyatakan bahwa pihak kepolisian sudah mendiskusikan pernyataan Hercules tersebut dan membuka peluang untuk proses hukum, terutama jika ada laporan resmi dari pihak yang merasa dirugikan.
“Kalau ada pihak yang merasa dirugikan kemudian melapor, kami tentunya akan merespons dan memproses. Bahkan tanpa laporan pun, ini sudah menjadi bahan diskusi internal,” ujar Karyoto di Monas, Jumat (9/5/2025).
Kapolda juga menyatakan bahwa ujaran Hercules kemungkinan dapat dikategorikan sebagai bentuk penghinaan atau penistaan lisan terhadap tokoh publik yang terhormat.
Respons tegas juga datang dari jajaran militer. Pangdam Jaya Mayjen TNI Rafael Granada Baay menyebut bahwa pernyataan Hercules sudah masuk ke ranah hukum dan tidak bisa lagi dianggap sekadar kritik.
“Kalau kepada prajurit saya, saya pasti bertindak. Dan ini sudah jelas ranah hukum,” tegasnya.
Sementara itu, Hercules berusaha membela diri dengan menegaskan bahwa ormas yang dipimpinnya adalah wadah bagi warga negara dari berbagai latar belakang, termasuk tokoh-tokoh agama.
Ia bahkan menyebut dirinya memiliki posisi di sejumlah forum keagamaan nasional seperti Majelis Pengasuh Pondok Pesantren se-Indonesia (MP3I) dan Forum Pondok Pesantren se-Jawa Barat (FPP).
“Ini warga negara semua. Di sini ada habib, ada ustaz. Kita undang semua. Saya juga salah satu petinggi forum pondok pesantren,” ungkap Hercules.
Namun pernyataan pembelaan itu tak mampu meredam kritik. Banyak pihak menilai bahwa Hercules telah melampaui batas, terutama karena menyerang pribadi tokoh militer dengan kata-kata yang dianggap merendahkan martabat.