- Istimewa
Kepincut Rayuan Maut Soekarno, Siti Oetari Justru Tak Pernah Disentuh Setelah Menikah
“Kami tidur berdampingan di satu tempat tidur, tetapi secara jasmaniah kami sebagai kakak beradik,” ucap Soekarno.
“Bahkan kami satu sama lain sejujurnya tidak memiliki keinginan melakukan sebagai layaknya suami-istri. Maksudku, dia menyukaiku dan aku menyukainya, tapi perkawinan kami bukan didasari rasa birahi menyala-nyala," lanjutnya lagi.
Ia menambahkan bahwa meskipun ada rasa suka di antara mereka, pernikahan itu tidak didasari oleh gairah atau keinginan seksual.
Karena pernikahan yang tidak terjalin secara fisik ini, muncul istilah "janda perawan" yang diberikan kepada Siti Oetari, menggambarkan situasi yang unik dan sedikit bertentangan dengan pandangan umum tentang pernikahan.
Meski hubungan mereka tidak memiliki unsur fisik, Soekarno tetap menunjukkan rasa sayang kepada Siti Oetari.
Ketika Siti Oetari sakit, Soekarno sangat panik dan merawatnya dengan sepenuh hati, menunjukkan bahwa perasaan kasih sayang yang dimilikinya bukanlah karena nafsu, melainkan bentuk penghormatan dan perhatian yang mendalam.
Namun, tak semua orang sepakat dengan penuturan Soekarno tentang pernikahannya dengan Siti Oetari.
Penulis biografi Soekarno, Lambert Giebels, meragukan pengakuan tersebut.
Giebels berpendapat bahwa sebagai seorang wanita muda yang menarik, Siti Oetari tentu memiliki daya tarik yang tak mungkin diabaikan oleh Soekarno begitu saja.
"Bahwa apa yang dikatakan (Soekarno) pada otobiografi itu adalah penghinaan bagi Oetari yang manis dan menarik itu," ujar Giebels.
Walau begitu, kisah pernikahan Soekarno dan Siti Oetari tetap menjadi bagian penting dalam sejarah hidup Bung Karno. (abs/tsy)