- tvOnenews.com/Julio Trisaputra
Tegas, Pramono Minta Semua Warga Jakarta Harus Percaya Transportasi Publik
Jakarta, tvOnenews.com - Gubernur DKI Pramono Anung meminta semua warga Jakarta percaya dengan transportasi publik lewat program Pemerintah Provinsi DKI Jakarta demi mengurangi kemacetan dan polusi udara.
"Diharapkan orang berubah dari menggunakan kendaraan pribadi, percaya dengan transportasi umum yang disiapkan oleh pemerintah," kata Pramono dalam diskusi "Jakarta Urban Mobility Festival 2025" di Pasaraya Blok M Jakarta, Kamis (24/4/2025).
Dia menyebutkan, secara bertahap pihaknya akan melakukan perubahan yang mendasar dengan tujuan membuat transportasi Jakarta menjadi lebih baik.
Pramono juga menilai untuk mengubah Jakarta tidak bisa hanya membangun, menyelesaikan dan menambah infrastruktur.
Sebab, hal ini tidak akan mengurangi kemacetan dan emisi yang terjadi.
Oleh karena itu, perlu untuk mengubah cara pandang dan kebiasaan masyarakat dengan edukasi terkait kebijakan pemerintah yang diterapkan.
Dia berharap selain memberikan edukasi, pemerintah juga berjanji untuk terus berkomitmen mengurangi polusi udara di Jakarta.
"Acara yang seperti ini, selain melakukan pendidikan, pemahaman dan juga yang paling penting adalah keseriusan kita untuk mengimplementasikan kebijakan yang lebih benar," ujarnya.
Dia menyebutkan sejumlah program yang dilaksanakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, yakni dengan meresmikan Transjabodetabek rute Blok M-Alam Sutera yang menghubungkan Jakarta dengan daerah-daerah penyangga.
"Saya sudah putuskan tahun ini harus enam trayek baru Transjabodetabek yang menghubungkan Jakarta dengan daerah-daerah penyangga," ujarnya.
Kemudian, memperbaiki fasilitas transportasi umum, menambah jumlah bus listrik, memaksa ASN naik transportasi publik pada Rabu hingga penataan parkir di Jakarta.
Sementara, Duta Besar Inggris Dominic Jermey menambahkan pentingnya mengubah pola pikir masyarakat yang masih menggunakan kendaraan pribadi daripada hanya memperbaiki infrastruktur.
"Solusinya bukan hanya perbaikan infrastruktur, tapi juga pola pikir kota-kota membutuhkan strategi terpadu ketergantungan pada keterangan pribadi," tegas Dominic.
Berdasarkan kajian pada 2019, Jakarta mengalami kerugian sekitar Rp45 triliun setiap tahun akibat menurunnya produktivitas kualitas udara yang memburuk dengan menimbulkan risiko kesehatan.(ant/lkf)