news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Novyan Bakrie, hadiri acara Panelist at HSBC Summit 2025, di Ritz Carlton SCBD, Jakarta Pusat, Selasa (22/4/2025).
Sumber :
  • Julio Trisaputra/tvOnenews.com

Di Tengah Perang Dagang, Ketum Kadin Indonesia Anindya Bakrie Dorong Pemerintah Tingkatkan Ekonomi Domestik

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyebut pemerintah harus mengembangkan ekonomi domestik ditengah situasi perang dagang. Ini katanya.
Selasa, 22 April 2025 - 15:52 WIB
Reporter:
Editor :

Jakarta, tvOnenews.com - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Anindya Bakrie menyebut pemerintah harus mengembangkan ekonomi domestik ditengah situasi perang dagang.

Anindya mengatakan, Indonesia kini memiliki konsumsi domestik yang cukup besar, bahkan berada di angka 55 hingga 60 persen. 

Namun ia juga menuturkan, hal ini harus segera dimanfaatkan oleh pemerintah sehingga tidak mengancam 2,1 juta pekerjaan imbas adanya perang dagang. 

"Walaupun kita bilang hanya 9-10 persen, tapi ada 2,1 juta pekerja yang terancam kalau misalnya ada apa-apa, dan ini cukup besar," katanya di kawasan SCBD, Selasa (22/4/2025). 

Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Novyan Bakrie, hadiri acara Panelist at HSBC Summit 2025, di Ritz Carlton SCBD, Jakarta Pusat, Selasa (22/4/2025)
Sumber :
  • Julio Trisaputra/tvOnenews.com

 

Pria yang akrab disapa Anin ini menuturkan, bahwa untuk menjaga ekonomi 5-6 persen setiap tahunnya perlu dibutuhkan 2 hingga 3 juta para pekerja. 

"Jadi kalau 2 juta ada apa-apa itu berat. Jadi consumption dan domestic economic harus ditingkatkan," jelasnya. 

Oleh karena itu, ia mengaku bahwa program pemerintah saat ini yaitu Makan Bergizi Gratis (MBG), Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG), rumah layak huni dan terjangkau hingga tenaga kerja migran mampu membantu devisa. 

Khusus pada tenaga kerja migran, sambungnya, devisa yang akan dapatkan negara sebesar Rp 250 triliun, sebab dari 5 juta pekerja, mayoritas merupakan domestic workers. 

"Jadi bisa bayangkan kalau misalnya permintaan yang masih banyak di luar negeri itu bukan hanya domestic workers, tapi juga upskill workers, ini jumlahnya sangat besar untuk kita meningkatkan devisa," tandasnya. (aha/muu)

 

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

02:55
00:50
05:10
01:03
01:20
01:12

Viral