- Istimewa
Permasalahan Banjir Berlarut-larut, Pemkot Tangsel Disebut Tak Miliki Solusi
Jakarta, tvOnenews.com – Permasalahan banjir pada kawasan permukiman warga di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) seakan buntu untuk dapat terselesaikan.
Semisal, kawasan Perumahan Pondok Maharta, Pondok Kacang, Pondok Aren, Kota Tangsel yang menjadi langganan banjir saat hujan deras melanda.
Meski Pemerintah Kota Tangsel telah menyediakan mesin pompa air di kawasan perumahan itu permasalahan banjir tak tertuntaskan.
Ditambah, warga kerap mengeluh jika mesin pompa air yang menjadi alat dan solusi utama mengatasi permaslahan banjir itu kerap mengalami kerusakan saat diperlukan untuk beroperasi.
Permasalahan dan penanganan banjir yang dilakukan Pemkot Tangsel pun kini menuai sorotan publik.
Pasalnya, solusi seakan tak dihadirkan pemerintah setempat dengan warga yang hanya dapat pasrah saat hujan deras datang hingga banjir merendam permukimannya.
- Istimewa
“Penanganan banjir itu evakuasi bantuan itu bukan solusi, itu hanya menyenangkan berapa menit, tapi orang kebanjiran lagi. Yang penting adalah bagaimana membuat problem solver, membuat sebuah solusi, ini kan sudah berkali-kali banjir lagi,” kata Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional, Adib Miftahul saat dikonfirmasi, Jakarta, Jumat (18/4/2025),
Adib menilai Pemot Tangsel terlihat tak serius dalam membuat kebijakan yang akan menjadi solusi utama dalam mengatasi permsalahan banji di sejumlah permukiman warga.
Pasalnya, kata Adib, Pemkot Tangsel hanya banyak memberi solusi penanganan banjir dengan evakuasi warga dan pemberian bantuan sembako serta alat kebutuhan sehari-hari selama berada di posko pengungsian.
Sementara, kebijakan solusi penaganan banjir tak banyak berubah dilakukan oleh Pemkot Tangsel dengan kemampuan anggaran yang terbilang mumpuni dalam pendanaannya.
“Tangsel ini kan anggarannya besar, hanya 7 kecamatan tetapi APBD nya itu hampir sama dengan Kota Tangerang yang 13 kecamatan. Jadi menurut saya ini ada masalah soal eksekusi kebijakan. Masalah banjir itu adalah masalah prioritas, di sinilah sebenarnya momentum tepat untuk bagaimana banjir itu menjadi skala prioritas,” kata Adib. (raa)