- istimewa
Terungkap, Motif Kekasih Ibu Siksa Balita hingga Tewas di Medan, Polisi Bocorkan Hasil Ekshumasi
Jakarta, tvOnenews.com - Terungkap, motif kekasih ibu, Zul Iqbal (38) membunuh seorang balita di Kota Medan berinisial AYP (3) usai disiksa.
Dalam hal ini, Kanit PPA Satreskrim Polrestabes Medan, Iptu Dearma Agustina mengatakan, motif Zul Iqbal (ZI) melakukan penganiayaan itu dipicu berbagai hal, salah satunya karena kesal korban makannya lambat.
"Kesal katanya sama anaknya, karena kan masih anak-anak, makannya lambat, terus kencing," ucap Kanit PPA Satreskrim Polrestabes Medan, Iptu Dearma Agustina kepada awak media, Sabtu (29/3/2025).
Kata dia, saat ini, ZI telah ditetapkan sebagai tersangka. Selain itu, pelaku juga telah ditahan di Polrestabes Medan.
"Sudah ditahan, sudah dijadikan tersangka," bebernya.
Sementara, Kasat Reskrim Polrestabes Medan, AKBP Bayu Putro Wijayanto mengatakan, kasus tersebut dilaporkan tante korban ke Polrestabes Medan pada 27 Maret 2025.
"Ada seorang warga yang juga tante dari korban melaporkan kepada kami bahwa keponakannya meninggal dunia dengan kondisi tak wajar. Korban meninggal dunia dengan kondisi luka lebam di sekujur tubuhnya," ujar Bayu.
Berdasarkan laporan itu, pihak kepolisian menyelidiki kejadian tersebut dan memeriksa sejumlah saksi di antaranya, ibu korban AZL dan pacarnya ZI.
Selain itu, petugas kepolisian juga melakukan ekshumasi makam korban di Jalan Guru Patimpus dan mengautopsinya.
"Dari ekshumasi oleh tim dokter forensik, diperoleh analisa sementara, yakni aanya tanda kekerasan di sekujur tubuh korban hingga ke bagian kaki, kerongkongan patah, empedu pecah, gigi depan belakang copot dan rahang goyang," bebernya.
Dari hasil ekshumasi itu, kata dia, petugas kepolisian menyimpulkan bahwa korban meninggal dunia karena diduga dianiaya.
"Dugaan kami korban meninggal karena tindakan kekerasan," ungkap Bayu.
Sebelumnya diberitakan, seorang anak dibawah lima tahun (Balita) di Kota Medan berinisial AYP (3) tewas usai disiksa pria yang merupakan kekasih ibunya.
Korban mengalami luka di sejumlah bagian tubuhnya akibat disiksa bertubi-tubi.
Adapun pelakunya ialah Zul Iqbal (38), warga yang tinggal di Jalan Japaris Kota Medan.
Kematian akibat penyiksaan terkuak setelah ibu korban dan keluarganya menaruh curiga AYP yang sebelumnya sehat, tiba-tiba sakit, lalu meninggal dunia.
Sehingga mereka membuat laporan ke Polrestabes Medan, disusul ekshumasi atau bongkar makam untuk autopsi jenazah.
Kapolrestabes Medan, Kombes Gidion Arif Setyawan menerangkan, korban tewas pada Selasa 25 Maret kemarin.
Kemudian Polisi menerima laporan pihak keluarga korban pada 27 Maret.
Setelah menerima laporan, pada Jumat 28 Maret kemarin, personel Sat Reskrim Polrestabes Medan melakukan ekshumasi atau bongkar makam untuk autopsi.
Hasilnya, ditemukan bekas luka akibat penyiksaan di dahi kiri, memar di kelopak mata, luka memar pada bibir, luka memar pada lengan, memar jempol kanan, jempol kiri.
Selanjutnya memar tungkai atas kiri, bawah kiri, tungkai bawah kanan, dada kiri memar, luka lecet punggung kaki kanan, memar punggung kiri serta empedunya pecah.
Ditambah kemerahan pada tenggorokan bisa disebabkan kekerasan karena ditemukan resapan darah, lambung berwarna putih isinya ada kemerahan di otot.
Setelah diselidiki dan memeriksa saksi, akhirnya Polisi menetapkan status tersangka dan menangkap Zul Iqbal.
"kesimpulannya ada kekerasan yang menyebabkan kematian pada korban, sehingga atas itu kami mengamankan seorang tersangka atas nama ZI (38) yang juga tempat dimana korban dititipkan karena sering main," ujar Kapolrestabes Medan Kombes Gidion Arif Setyawan, Sabtu (29/3/2025).
Kombes Gidion mengungkap, sebelum korban tewas, AYP dititipkan ibunya bernama Pia ke tersangka yang merupakan kekasihnya.
Korban dititipkan ke rumah tersangka selama kurang lebih 3 hari sejak Sabtu 22 Maret hingga Selasa 25 Maret.
Pelaku sempat tak mengakui perbuatannya, namun belakangan ia mengaku telah menyiksa korban.
Zul Iqbal menyiksa korban dengan cara memukul, menendang perut, kemudian korban diangkat menggunakan handuk dengan posisi handuk dililit ke leher.
Selain itu, pelaku juga memukul korban menggunakan batang sapu hingga berdarah.
"tadinya gak ngaku, setelah kita konfirmasi dengan scientific dia menggunakan handuk. membawa anak sambil digantung menggunakan handuk dari kamar mandi sampai kaki tergantung, itu yang membuat tulang lehernya patah," jelasnya.
Setelah tiga hari disiksa, korban dijemput ibunya dengan kondisi memar dan demam.
Di sini, kata dia, tersangka berbohong kalau korban sakit demam sejak beberapa hari belakangan.
Selanjutnya korban diberikan obat yang dibeli tanpa resep.
Namun karena sakit tak kunjung reda, AYP dibawa ke rumah sakit, lalu dinyatakan meninggal dunia pada Selasa 25 Maret sore.
"dalam proses sakit setelah dianiaya, barulah ada obat itu. Obat itu tanpa resep (keluarga dikelabui alasannya korban sakit) iya," pungkas Kombes Gidion. (aag)