- Istimewa
Tegas, Ibas Dukung Parenting Cerdas dengan Gizi Seimbang Demi Bangun Indonesia Sehat
“Bahkan saya ingat sekali angka kematian Ibu dan anak itu turun karna adanya Inisiasi Menyusui Dini (ASI Ekslusif) dan Program JAMPERSAL (Jaminan Persalinan) di fasilitas kesehatan kita.”
“Kita tau adanya Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) itu juga untuk meningkatkan pelayanan masyarakat. Ada kebijakan JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) menjadi sistem Asuransi Kesehatan yang melindungi seluruh masyarakat,” terang Ibas lagi.
“Saat ini fokus kebijakan pemerintahan Presiden Prabowo untuk mengurangi angka Stunting adalah dengan memastikan Kesehatan gizi ibu dan anak tercapai,” katanya.
Ibas kemudian memaparkan berbagai penelitian, riset, dan pengalaman menunjukan bahwa 1000 hari pertama kehidupan seseorang sangat berpengaruh untuk kecerdasan, imunitas dan produktifitas kesehatan manusia. “Oleh karenanya, pemahaman dan pengetahuan (edukasi) harus sesuai seiring dengan pemenuhan kesehatan dan gizi ibu dan anak,” jelasnya.
“Di masa lalu kita mungkin terasa berat dan cukup waktu untuk memberikan pembelajaran (parenting cerdas). Namun saat seperti skarang ini dengan kemajuan teknologi semua bisa dijangkau lebih cepat. Pakai Zoom, Facetime, Google Meeting, Hallo Doc dan lainnya,” tambah Ibas.
Devina Hermawan, Chef Peduli Gizi Anak sekaligus MasterChef Indonesia Season 5, salah satu peserta pun menyampaikan aspirasinya. “Saya sangat optimis, melihat titik terang, bagaimana para ibu sekarang sudah pintar dalam memahami makanan bergizi dari sosial media. Namun, kita tetap menghadapi masalah seperti stunting dan food waste. Ada ketidakefisienan pemerintah mengolah makanan. Jadi kami sangat berharap adanya perbaikan, edukasi, dan pengembangan potensi seperti makanan khas. Kami juga mengapresiasi program makan bergizi grastis dan berharap bisa merata,” katanya.
Akhirnya Ibas mengajak seluruh pihak untuk sama-sama memerangi segala masalah yang ada. “Kita perangi stunting, perkuat infrastruktur, layanan, dan peralatan kesehatan. Perkuat ketersediaan, kualitas dokter, dan plus tenaga kesehatan. Mari kita perkuat ekosistem usaha dan digitalisasai kesehatan yang terpadu dan kolaboratif.”
Menurutnya tentu pada akhirnya diperlukan juga keberpihakan kesejahteraan mereka dan fiskal keuangan yang tepat untuk hal hal tersebut.
“Kita Bisa! Demi Indonesia kini dan nanti, sebagai inspirasi antar generasi, ” katanya dengan penuh optimisme.