- istimewa - Antara
RS Polri Kramat Jati Kumpulkan Data Antemortem untuk Identifikasi Korban Kebakaran Glodok Plaza
Jakarta, tvOnenews.com - Rumah Sakit Bhayangkara Tk I Pusdokkes Polri (RS Polri) Kramat Jati, Jakarta Timur, membutuhkan lebih banyak data tambahan untuk mempercepat proses identifikasi korban kebakaran yang terjadi di Glodok Plaza, Taman Sari, Jakarta Barat, pada Rabu (15/1) malam.
"Kami berupaya mengumpulkan sebanyak mungkin data antemortem berdasarkan laporan yang diterima," ujar Kabid Yandokpol RS Polri, Kombes Hery Wijatmoko, di Pos DVI Ante Mortem RS Polri, Jumat (17/1).
Hery menjelaskan, semakin lengkap data yang diperoleh, semakin mudah proses pencocokan dengan data postmortem dari jenazah korban yang saat ini tengah diperiksa di RS Polri.
"Data yang lengkap akan mempercepat kami mencocokkan hasil temuan antemortem dengan data postmortem di kamar jenazah," tambahnya.
Harap Partisipasi Keluarga Inti untuk Pengambilan Sampel DNA
Hery mengimbau agar keluarga inti korban, seperti orang tua atau anak, hadir langsung untuk mempermudah proses pengambilan sampel DNA.
Data tambahan dari teman atau kerabat dekat juga sangat diperlukan untuk melengkapi informasi.
"Misalnya, teman korban mengetahui korban tidak keluar saat kejadian, itu bisa menjadi informasi berharga untuk memastikan identitas," jelas Hery.
Hingga pukul 11.30 WIB, delapan laporan telah diterima di Pos DVI Ante Mortem RS Polri. Hery menyebut, laporan-laporan tersebut akan disortir untuk menghindari duplikasi informasi.
"Bisa saja satu korban dilaporkan oleh dua pihak. Kami akan memilah dan menggabungkan informasi serupa untuk memperkaya data," katanya.
Ia menambahkan, informasi medis seperti riwayat operasi atau barang pribadi korban, seperti pakaian yang belum dicuci, topi, hingga kaos kaki, juga dapat digunakan sebagai sampel identifikasi.
Dalam proses ini, RS Polri bekerja sama dengan Biro Pusdokkes Bidang Laboratorium DNA yang sudah turun langsung mengambil sampel dari keluarga korban.
Hery menegaskan bahwa semua laporan dan sampel sangat penting untuk mengidentifikasi korban sesuai tiga kriteria utama: memungkinkan, sangat yakin, dan pasti yakin.
"Kami terus membuka diri untuk menerima laporan sebanyak-banyaknya demi memperkuat data identifikasi," pungkasnya. (ant/aag)