- ANTARA
Siasat Veronica Tan soal Banyak Perempuan Tak Berani Lapor Kasus Kekerasan
Jakarta, tvOnenews.com - Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Wamen PPPA) Veronica Tan mengungkapkan banyak pempuan yang tidak berani melaporkan kasus kekerasan yang dialaminya.
Veronica Tan menekankan pentingnya upaya pemberdayaan perekonomian perempuan, terutama di bidang kewirausahaan.
Menurutnya, hak itu akan menumbuhkan keberanian perempuan dalam mengungkap kasus kekerasan yang dialaminya.
"Melalui layanan call center Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA) 129 kami menerima banyak pengaduan terkait kekerasan dan sebagian besar disampaikan oleh perempuan. Meski begitu, masih banyak perempuan yang tidak berani melaporkan atau mengungkapkan kasus kekerasan yang dialaminya," kata dia, Rabu (20/11/2024).
Veronica menjelaskan pihaknya menyiapkan langkah-langkah pasti dalam memberdayakan perempuan secara ekonomi.
"Salah satu cara yang bisa kita lakukan adalah memberdayakan perempuan secara ekonomi sehingga ketika terjadi kekerasan dalam rumah tangga, mereka akan lebih berani untuk speak up dan lebih siap untuk survive," tambahnya.
Veronica Tan mengatakan sinergi lintas pihak harus diperkuat dalam meningkatkan kualitas kewirausahaan perempuan, termasuk para pengusaha.
Pasalnya, mereka memiliki cara berpikir mengembangkan bisnis, mencapai target, dan menciptakan produk yang berkualitas tinggi.
"Sejauh ini, pemerintah telah memberikan wadah dan memfasilitasi pengembangan pengetahuan perempuan di bidang kewirausahaan. Ketika para pengusaha turut mengambil andil dalam proses ini, saya meyakini kita bisa bersama-sama membantu para perempuan untuk mengembangkan dan menaikkan kelas bisnisnya," kata Veronica Tan.
Sementara Deputy Chief of Mission United State Mission to Indonesia, Heather Merritt, mengatakan Pemerintah Amerika Serikat memiliki beberapa program sebagai upaya menjawab tantangan yang dihadapi perempuan dalam membangun bisnis.
Salah satunya, awal tahun ini Pemerintah AS melalui Millennium Challenge Corporation menandatangani sebuah perjanjian penting dengan Indonesia terkait infrastruktur dan keuangan.
Melalui perjanjian tersebut, Pemerintah AS akan menyediakan lebih dari 135 juta dolar AS bagi UMKM yang dikelola oleh perempuan untuk dapat meningkatkan akses terhadap layanan keuangan dan bisnis.
"Indonesia telah membuat kemajuan besar dan memperluas literasi keuangan, tetapi tentu saja masih ada ruang untuk tumbuh dan kami berharap pertumbuhan itu akan terus berlanjut bagi setiap pelaku usaha," kata Merritt.(ant/lgn)