- ANTARA
Situasi Memanas di Lebanon, Prajurit TNI Buka Jalur Logistik dari Sisa Serangan Tentara Israel
Dalam siaran resmi yang sama, satuan itu menyebut serangan yang kerap menyasar sekitar daerah operasi Indobatt mencakup ledakan roket, serangan udara, serangan artileri, tembakan dari tank Merkava, sonic boom, dan senjata-senjata mesin.
Sejak akhir September, militer Israel meningkatkan serangannya ke Lebanon, mulai dari wilayah Blue Line, beberapa daerah di Lebanon Selatan sampai dengan pusat kota di Beirut. Militer Israel berdalih serangannya itu menargetkan kelompok gerilyawan Hezbollah.
Otoritas di Lebanon pada bulan lalu mengumumkan sejak akhir September 2024 serangan Israel ke Lebanon menyebabkan lebih dari 1.500 jiwa meninggal dunia, lebih dari 4.500 orang luka-luka, dan 1 juta lebih warga mengungsi.
Di tengah eskalasi konflik itu, prajurit TNI tetap bertahan di pos-posnya bertugas bersama pasukan perdamaian PBB di Lebanon. Indonesia merupakan salah satu negara yang paling banyak mengirimkan prajuritnya dalam misi perdamaian PBB di Lebanon.
Prajurit-prajurit TNI yang bertugas di Lebanon itu tersebar dalam berbagai satuan, antara lain Maritime Task Force (MTF), Batalyon Mekanis (INDOBATT), Satgas Pendukung Markas/Force Headquarter Support Unit (FHQSU), Satgas Indo Force Protection Company (FPC), Satgas Koordinasi Sipil-Militer/Civilian Military Coordination (CIMIC) TNI, Satgas Military Community Outreach Unit (MCOU), dan Satgas Level 2 Hospital.
Sebagian besar prajurit TNI yang tergabung dalam UNIFIL beroperasi di darat, sedangkan Satgas MTF menjalankan tugasnya di laut. (ant/aes)